MALANGTIMES - Tidak sedikit masyarakat yang menganggap covid-19 sebagai azab. Yaitu siksa Allah yang diganjarkan kepada manusia yang meninggalkan perintah dan melanggar larangan agama.
Sampai-sampai di beberapa daerah, masyarakat menolak jenazah pasien yang terinfeksi covid-19 dimakamkan di wilayahnya.
Baca Juga : Sehari 9 Korban Covid-19 di Surabaya Meninggal, Gubernur Minta Contoh Magetan Tekan Kasus
Namun, ulama ahli tafsir Indonesia Prof Dr Muhammad Quraish Shihab menegaskan bahwa wabah covid-19 bukanlah azab yang diturunkan Allah SWT. Menurut Shihab, wabah covid-19 merupakan peringatan dari Allah, bukan siksaan.
"Corona ini bukan siksa, tapi peringatan. Peringatan supaya kita menjadi menjadi lebih baik, supaya kita menjadi lebih eling, supaya kita lebih banyak menjalin hubungan antarsesama kita dan sebagainya. Kita diperingatkan dan peringatan itu adalah hikmah," papar Quraish Shihab.
Penjelasan itu disampaikan dalam program KELAS.MU BELAJAR LIVE yang disiarkan cariustadz.id. Acara tersebut bertema "Menolak Jenazah dalam Pandangan Agama dan Sisi Kemanusiaan".
Shihab mengajak siapa pun untuk memanfaatkan waktu di rumah sebagai akibat covid-19 ini untuk melakukan berbagai kegiatan yang menambah kebaikan. "Kita harus yakin bahwa tidak ada yang ditetapkan Tuhan, kecuali baik," tegas mantan menteri agama yang juga pendiri Pusat Studi Alquran itu.
Sebelumnya, Quraish Shihab juga menyampaikan hal ini tatkala video call bersama Najwa Shihab dalam program Shihab & Shihab di Narasi. "Dalam konteks menanggapi bencana corona ini, Abi tidak sependapat dengan mereka yang berkata ini adalah siksa Allah. Karena ini melanda dunia, mengenai orang-orang baik dan orang-orang yang tidak berdosa. Apakah mereka itu disiksa juga?" tutur Najwa, yang juga putri Quraish Shihab.
Quraish lebih senang untuk menyatakan bahwa ini adalah bencana yang merupakan ujian dan peringatan dari Allah untuk umat manusia yang dewasa ini sering angkuh dan merasa diri mampu melakukan segala sesuatu.
Ulama alumnus Universitas Al Azhar Mesir ini lalu mengutip Surat Al-Anfal Ayat 25 yang menjelaskan bahwa bencana tidak hanya ditimpakan kepada orang-orang yang bermaksiat saja. "Hati-hatilah datangnya suatu bencana, ujian yang bisa menimpa bukan hanya orang yang durhaka dan zalim di antara kamu, jadi ini bencana berupa ujian," lanjutnya.
Baca Juga : Pasien Positif Covid-19 Meningkat, Polres Malang Ancam Warga yang Tolak Pemakamannya
Dia lalu menuturkan bahwa orang-orang yang tidak bersalah dan orang-orang yang dekat kepada Allah yang wafat karena bencana ini akan mendapat nikmat dan ganjaran dari Allah.
Sesuai hadis nabi, orang yang berpulang karena wabah ini mendapatkan ganjaran serupa dengan ganjaran orang-orang yang meninggal di medan perang. "Tentu saja, syahidnya tidak sama dengan mereka yang gugur dalam peperangan membela kebenaran," ujar Quraish.
Sebelumnya, pernyataan senada juga dikemukakan Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama di Australia Prof Nadirsyah Hosen (Gus Nadir). Menurut Gus Nadir, pandemi covid-19 membawa hikmah luar biasa. Dari sisi ekosistem lingkungan dan alam, langit kembali menjadi biru, aliran sungai kembali jernih karena berkurangnya polusi udara, dan sampah limbah akibat pabrik-pabrik berhenti beroperasi.
"Pantai menjadi bersih dari sampah plastik. Ikan berenang gembira karena tak lagi diganggu kapal pesiar mewah. Burung terdengar bersahutan karena jalan raya tak lagi berisik dengan suara knalpot dan klakson. Keluarga yang selama ini tak pernah lagi duduk makan bersama dan saat bertemu biasanya hanya uang dan kerja yang dibahas, kini lebih banyak berkumpul di rumah beribadah dan beraktivitas bersama keluarga," ungkapnya.
Menurut Gus Nadir, jika ada sementara pihak yang protes mengapa masjid ditutup dan kemudian muncul teori-teori konspirasi, sebenarnya mereka lupa bahwa pusat perjudian di Las Vegas Amerika dan Singapura juga tutup. Semua bar dan kelab malam di New York, Paris, dan London tutup. Tempat prostitusi di Jerman Belanda dan Rusia juga tutup. Semua kemaksiatan berhenti seketika akibat covid-19.