MALANGTIMES - Hanya bermodalkan Rp 200 ribu saja, mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) bisa mendapatkan motor Vespa seharga Rp 35 juta. Bagaimana bisa?
Baca Juga : Imbas Covid-19, Munas dan Jamnas Brionesia 2020 Diundur 14 Hari
Mahasiswa Jurusan Seni Desain UM Moh Muchlis ini mengikuti lomba pembuatan video pendek bertajuk Digital Content Competition yang diselenggarakan Vespa Indonesia. Atas karyanya, mahasiswa Program Studi Game Animasi ini mendapat juara 1.
Momu, sapaan akrab Muchlis, mendapatkan hadiah berupa motor Vespa LX dan Vespa Genuine Helmet. Motor tersebut berharga sekitar Rp 35 juta. Sementara, modal awal yang ia keluarkan hanya Rp 200 ribu saja.
"200 ribu itu untuk sewa alat stabilizer," katanya.
Momu menjelaskan, video pendek tersebut bercerita tentang semua orang yang pasti memiliki kesibukan atau pekerjaan masing-masing. Apapun rutinitas yang dilakukan adalah positif asal tidak merugikan orang lain. Dan lebih baik lagi jika ditambah dengan membantu sesama yang sedang kesusahan.
"Dari berbagai profesi dan pekerjaan itu alangkah sempurnanya jika ditambah dengan melakukan kebaikan-kebaikan di sekitar. Itu yang lebih bermanfaat dan menjadi pesan dalam video kami," terangnya.
Momu menekankan, kebaikan tidak perlu dengan menunjukan hal-hal yang besar. Melalui hal-hal kecil pun sudah bisa memberikan dampak positif pada orang lain. Hal kecil dan bermanfaat seperti membantu menyebrang jalan hingga memberi amal kepada pengemis.
Lantaran lomba ini bertema Vespa Indonesia, sehingga ditampakkanlah kekuatan brotherhood dan kebaikan-kebaikan khas dari para rider vespa itu sendiri.
"Video kami itu bisa dilihat di akun instagramnya Vespa Indonesia," timpal mahasiswa yang banyak menelurkan karya film pendek ini.
Ide cerita itu dicetuskan oleh Momu. Dibantu rekannya Arie Wahyudi Prasetya dan Brillian Gilang Ramadhan untuk penyempurnaannya. Musiknya digarap oleh M Hafidh Fadli. Sementara untuk talent voice overnya adalah jurnalis MalangTIMES, Imarotul Izzah.
Terkait proses penggarapannya, Momu menerangkan bahwa produksi dilakukan sekitar dua mingguan. Pra produksi dilakukan seminggu, produksi satu hari, dan pasca produksi dilakukan selama dua hari. Untuk produksi video pendek ini ia melibatkan beberapa kawan-kawannya dari UM sendiri maupun dari luar kampus.
"Selain itu para alumnus atau demisioner sastra juga saya mintai tolong sebagai talent-nya," ungkap pria yang juga sebagai sutradara, DOP, sekaligus editor dalam film pendek ini.
Dalam memproduksi video Vespa banyak hal unik dan menjadi kenangan baginya. Di antaranya ketika take gambar di pagi hari, mereka takut kena hujan karena kondisi langit terus mendung. Hingga akhirnya sepanjang siang pun hujan. Namun setelah menunggu hujan reda mereka pun bisa melanjutkan proses shooting .
"Sempat khawatir karena jatah buat produksi memang cuma sehari, dikarenakan deadline-nya sudah mepet," imbuhnya.
Walaupun durasinya cukup pendek, sekitar 1 menit, namun penggarapannya tak semudah yang dibayangkan. Terlebih menurutnya hal yang paling sulit ketika dalam satu frame terdapat empat gambar berbeda yang mana adegan angle dan shot-nya harus sama persis. Karena itulah harus dilakukan secara benar dan teliti dalam pengambilan scene-nya ini.
"Hadiahnya nanti akan kami jual dan uangnya untuk membeli alat agar bisa produksi lagi selanjutnya," pungkasnya.