MALANGTIMES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang berupaya keras mewujudkan Kepanjen sebagai ibu kota sesungguhnya. Berbagai upaya, misalnya menarik investor masuk ke wilayah seluas 46,25 kilometer persegi itu serta berbagai pembangunan lainnya, diproyeksikan berdiri ke depannya.
Satu yang sedang difokuskan adalah pembangunan kampus Universitas Brawijaya (UB) Malang yang direncanakan hadir di Kepanjen. Rencana itu bahkan telah berjalan sejak tahun lalu melalui MoU (nota kesapahaman) antara Pemkab Malang dan pihak UB Malang.
Baca Juga : Ungkapan Mahasiswa Asing UIN Malang yang Terisolasi di Kampus
Bahkan, secara langsung Bupati Malang Sanusi telah menyiapkan lahan yang dibutuhkan dalam pembangunan kampus UB yang awal konsepnya untuk Fakultas Kedokteran dan mampu menampung sekitar 4 ribu mahasiswa. "Sudah kami siapkan lahan 30 ha di Kepanjen untuk itu. Kebutuhannya sebenarnya mencapai 100 ha untuk pembangunan gedung UB," ucap Sanusi, Rabu (8/1/2020).
Lahan yang disiapkan untuk pembangunan kampus UB di Kepanjen itu bersifat hibah dan merupakan lahan eks tanah bengkok di wilayah Kelurahan Kepanjen dan Cempokomulyo.
"Kami punya lahan eks tanah bengkok dan kebetulan UB butuh bangun kampus di Kabupaten Malang. Karena itu, kami jemput bola waktu itu. Ini tentunya untuk masyarakat Kabupaten Malang juga nantinya," ujar Sanusi.
Dia juga menyampaikan, berdirinya kampus UB akan secara langsung berdampak pada perekonomian masyarakat sekitar, selain mampu memperkuat bidang kesehatan di Kabupaten Malang.
Walau masih butuh waktu panjang, lanjut Sanusi, yakni diperkirakan mencapai sekitar 3-4 tahun kampus UB berdiri di Kepanjen, pemkab telah memulainya. "Harapannya tahun ini perencanaan telah selesai semuanya," imbuh dia.
Dalam upaya mempersiapkan perencanaan pembangunan kampus UB yang juga sedang dipersiapan menuju kampus internasional oleh pemerintah pusat dan pusat juga sedang mempersiapkan lahan seluas 300 ha, Pemkab Malang pun secara cepat melakukan berbagai kegiatan. Misalnya dalam penguatan keterampilan warga sekitar untuk menyambut berdirinya kampus UB dengan puluhan ribu mahasiswanya nanti.
Persiapan keterampilan itu meliputi berbagai kegiatan yang nantinya akan dijalankan oleh Pemkab Malang, yakni terkait pemenuhan dasar para 'penghuni baru' dari sisi makanan dan minuman.
Segi kuliner akan jadi fokus Pemkab Malang ke depannya untuk menyambut kampus UB di Kepanjen. "Mereka akan diberi pelatihan, serta diberi sertifikat halal untuk meningkatkan kemampuan usaha di bidang kuliner nantinya. Ini menjadi penting ke depannya," ucap politisi PKB yang berharap di lokasi pembangunan kampus itu pula akan lahir para pelaku usaha jasa.
Baca Juga : Masih Siaga Covid-19, UB Mudahkan Proses Daftar Ulang Mahasiswa Baru
Tak hanya di bidang kuliner. Warga sekitar pun dimungkinkan akan jadi induk semang para mahasiswa nantinya. Yakni dengan menyiapkan kos atau tempat singgah mereka menuntut ilmu.
"Hal ini juga dipastikan akan terjadi. Karena itu, Pemkab Malang pun perlu bersiap dini untuk menyambutnya. Walaupun secara hitungan kasar masih butuh 3-4 tahun kampus UB terwujud," ujar Sanusi yang belum bisa mendetailkan berbagai persiapan itu secara teknisnya.
Tapi, dengan keberadaan kampus UB di Kepanjen, dampak langsung bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat akan terbentuk. Dengan hitungan kasar setiap mahasiswa menghabiskan Rp 3 juta dalam satu bulan dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Maka dana yang berputar selama satu bulan, dengan asumsi ada 4 ribu mahasiswa saja, mencapai Rp 12 miliar.
Sehingga, persiapan penguatan keterampilan dan kesiapan warga sekitar memang menjadi hal penting. Dan, saat kampus UB berdiri, maka masyarakat pun telah siap menyambutnya dengan berbagai pendukung tumbuhnya sebuah kampus di wilayahnya. Sehingga menjadi tepat bila Pemkab Malang secara dini melakukan persiapan dengan rencana mewujudkan Kepanjen sebagai ibu kota Kabupaten Malang sesungguhnya.