MALANGTIMES - Ramainya perbincangan terkait hormat Nazi di media sosial (medsos) yang dilakukan oleh aktivis yang juga jurnalis Dandhy Laksono, ternyata juga telah lama terjadi di Pulau Nias, Sumatera Utara (Sumut). Bahkan, bukan hanya sekedar hormat Nazi yang diperuntukkan untuk kejayaan Hitler, tapi pulau Nias juga sempat menjadi kiblat ideologi Jerman. Serta menjadi pemerintahan kecil ala Nazi, saat itu.
Baca Juga : Tiga Tenaga Kesehatan Positif Covid-19 di Kota Malang Sembuh
Warga Pulau Nias pun ikut serta merayakan hari ulang tahun sang diktator Adolf Hitler dengan gembira serta tentunya tak luput dengan berbagai hormat Nazi. "Hail Hitler!".
Jejak itu tercatat dalam sebuah karya Rosihan Anwar berjudul Musim Berganti: Sekilas Sejarah Indonesia 1925-1950 terbitan tahun 1985.
Dimana, Pulau Nias di tahun 1942, dikisahkan sebuah peristiwa dimana orang-orang Belanda yang masih berkuasa di Indonesia banyak menahan misionaris Jerman dan dokter di Pulau Nias.
Penahanan orang-orang Jerman berhaluan ideologis Nazi, waktu itu, tidak lepas dari serangan Jerman kepada Belanda di tahun 1940.
Penahanan orang Jerman, di Nias, terjadi pada tanggal 20 Januari 1942. Dimana, orang-orang Jerman yang merupakan korban dari kapal angkut Van Imhoff, terombang-ambing di lautan.
Dari 477 orang Jerman yang selamat dari tragedi itu hanyalah 36 orang. Saat mereka bisa sampai di pulau serta tiba di Hilisimaetano, pusat administrasi kolonial di Nias Selatan. Mereka pun di Taiwan oleh serdadu Belanda.
Kisah Pulau Nias yang menjadi pemerintahan kecil ala Nazi pun di mulai.
Para tahanan Jerman ini bersekongkol dengan anggota polisi pribumi yang jadi sipir penjara. Minggu malam, 29 Maret 1942, mereka pun membebaskan diri dari penjara serta mencuri perlengkapan tempur Belanda di gudang senjata. Pertempuran pun terjadi secara mendadak, dimana orang-orang Jerman yang dipimpin oleh seorang bernama Fischer yang disebut sebagai Perdana Menteri. Membuat Belanda yang tak siap bertempur kalang kabut dan akhirnya menyerah kalah.
Baca Juga : Tanggap Covid-19, Fraksi PKS DPRD Kota Malang Bagikan Ratusan APD ke Petugas Medis
Pulau Nias pun dikuasi orang-orang Jerman. Dimana Fischer yang dihormati oleh seluruh tahanan saat itu membuat lambang Swastika ala pemerintahan sosialis-nasionalis Nazi Hitler.
Sejak itulah, Pulau Nias berubah parasnya menjadi wilayah pemerintahan kecil ala Nazi dengan kiblat ideologi Jerman.
Berbagai penghormatan dan puja-puji kepada Hitler pun menjadi bagian kebiasaan warga Nias saat itu. Walaupun hanya sementara dan singkat waktunya, jejak sejarah Indonesia atas berbagai simbol Nazi pernah menghuni Indonesia. Tentunya dengan berbagai jejak kudetanya melawan Belanda serta menjadi tuan di Pulau Nias dengan segala atributnya.
Dalam buku tersebut, juga disampaikan pada tanggal 5 April 1942 setelah kudeta dilakukan, tujuh orang Jerman diutus ke seberang pulau Nias, Sibolga, untuk mencari hubungan dengan Jepang. Bersama ketujuh orang itu, diangkut pula orang-orang Belanda dan Inggris yang jadi tawanan mereka.
Akhirnya, 17 April 1942, tentara Jepang mendarat di Gunungsitoli dan disambut dengan dengan meriah. Tak terkecuali hormat ala Nazi juga dipertontonkan saat itu. Hubungan Jerman dan Jepang yang rekat selama Perang Dunia II karena dipersamakan oleh paham fasisme kanan. Serta gelora invasi terhadap negara-negara lain yang membuat hubungan kedua negara itu mesra dalam peristiwa tersebut.