MALANGTIMES - Tempat Pemkaman Umum (TPU) Sukun Nasrani yang ada dibawah pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Pengelola Pemakaman Umum (UPT PPU), Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Malang, saat ini menuju menjadi salah satu cagar budaya di Kota Malang.
Untuk menuju sebagai kawasan heritage itu, saat ini UPT PPU terus bersiap dengan berupaya menggali cerita-cerita sejarah maupun mengumpulkan data-data pendukung mengenai TPU Sukun Nasrani menuju penetapan sebagai kawasan cagar budaya.
Baca Juga : Stop Dulu Liburannya, Wisata Gunung Bromo Tutup Total Imbas Covid-19
Takroni Akbar, Kepala UPT PPU, menjelaskan, pasca kunjungan atau survey dari pihak Tim Ahli Cagar Budaya Kota Malang, beberapa waktu lalu, memang masih terdapat data pendukung yang diperlukan. Karena itu, saat ini, UPT PPU terus berupaya menggali dan mengumpulkan data dari berbagai sumber.
"Saya instruksikan staff saya untuk menggali data ke perpustakaan Kota Malang, untuk lebih melengkapi sejarah-sejarah mengenai TPU Sukun," jelasnya (3/9/2019).
Mengenai penggalian sejarah, pihaknya, mendalami tentang bagaimana pemindahan kerangka pada masa itu. Kemudian, bagaimana berdirinya Monumen Jepang, bagaimana terbentuknya style makam, ciri-ciri bangunan kolonial, peraturan makam, interior dan eksterior bangunan.
"Namun masih ada sedikit kendala, karena buku di perpustakaan terbatas. Kami akan berupaya untuk mendalami melalui para sejarawan," paparnya
Baca Juga : Konsentrasi Pariwisata, Kota Malang Hidupkan Kembali Pasar Krempyeng
Kemudian, selain menggali sejarah, pihaknya juga berupaya untuk mengumpulkan data-data tokoh-tokoh orang Belanda yang memang dimakamkan di TPU Sukun Nasrani. Dari hasil sementara, memang terdata beberapa tokoh, yang dari informasi, memang termasuk tokoh penting.
"Yang pasti ada, makam Dolira Chavid (Tante Dolly), Joseph Wang CDD Pendiri Hua Ind, Dr Ayke Pengikut Freemanson, CG Lavalette, pendiri RS Lavaleete dan Kepala Pemadam Kebakaran Belanda," ungkapnya.