JATIMTIMES - Dinamika politik di Kota Malang terus bergerak dan kian menarik untuk dicermati. Itu karena sejumlah partai politik (parpol) mengalami pergeseran signifikan, mulai dari pergantian pucuk pimpinan, restrukturisasi organisasi, hingga eksodus kader ke parpol lain.
Partai Golkar menjadi salah satu yang menyita perhatian. Saat ini, Golkar Kota Malang dipimpin Djoko Prihatin, kader berlatar belakang pengusaha. Meski kepemimpinan tersebut masih menuai polemik internal, kondisi ini menunjukkan adanya dinamika dan kontestasi yang cukup kuat di tubuh partai berlambang pohon beringin itu.
Baca Juga : Reformasi Birokrasi Situbondo: 27 Pejabat Eselon II Jalani Assessment dan Wawancara Langsung Bupati
Perubahan juga terjadi di PDI Perjuangan. Tongkat estafet kepemimpinan kini berpindah ke Amithya Ratnanggani Sirraduhita, yang juga menjabat sebagai ketua DPRD Kota Malang. Sementara pemimpin sebelumnya, I Made Riandiana Kartika, mendapatkan penugasan baru di level provinsi sebagai wakil ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur.
Tak hanya restrukturisasi, gejolak politik justru terlihat lebih tajam di Partai NasDem Kota Malang. Partai besutan Surya Paloh itu disebut tengah kehilangan sejumlah kader strategisnya. Informasi yang dihimpun JATIMTIMES menyebutkan, kondisi tersebut berpotensi memengaruhi kekuatan elektoral NasDem ke depan.
“Yang pindah ini kan mantan Ketua Hanan Djalil dan turut membawa 3 kader lain dengan perolehan suara yang signifikan di Pileg 2024. Ini tentu bisa berdampak pada Pileg 2029 nanti,” ujar pengamat politik FISIP Universitas Brawijaya (UB) Syahirul Alim SSos MSi.
Menurut Syahirul, dinamika di tubuh NasDem terbilang berbeda dibanding parpol lain. Jika Golkar dan PDI Perjuangan memilih figur relatif muda sebagai nakhoda baru, NasDem Kota Malang justru memercayakan kepemimpinan kepada kader senior, yakni Suyadi.
“Ini dinamika yang menarik. Saat partai lain memilih regenerasi, NasDem justru memilih senior. Sebenarnya tidak ada yang keliru. Tinggal dilihat nanti saat pileg, apakah langkah ini berdampak positif atau justru sebaliknya terhadap perolehan suara,” tambahnya.
Baca Juga : Bupati Sanusi Apresiasi Kegiatan Senam ASN Sehat
Selain restrukturisasi, kepindahan kader juga menjadi sorotan lantaran tujuan politik mereka bermuara ke Partai Gerindra. Menurut Syahirul, fenomena ini menunjukkan bahwa sebagai partai penguasa, Gerindra masih menjadi magnet dan membuka ruang lebar bagi kader dari parpol lain.
Tak hanya empat kader NasDem tersebut, sebelumnya pentolan Partai Perindo Kota Malang, Layla Fitrya Liza Min Nelly, juga telah lebih dulu bergabung dengan Partai Gerindra. Fenomena ini semakin menegaskan bahwa peta politik Kota Malang tengah memasuki fase perubahan yang cukup signifikan menuju kontestasi politik berikutnya.
