JATIMTIMES - Pada tahun 2026 mendatang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas Pendidikan menargetkan 10 ribu siswa memiliki rata-rata nilai 90 di empat mata pelajaran wajib, yakni matematika, IPA, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Suwadji menyampaikan, berdasarkan rekapitulasi yang dilakukan oleh masing-masing sekolah dan koordinator wilayah Dinas Pendidikan Kabupaten Malang di tingkat kecamatan pada tahun 2025, terdapat 4.987 siswa pada jenjang SMP yang memiliki rata-rata nilai 90.
Baca Juga : Wali Kota Blitar Serahkan 108 SK PPPK Paruh Waktu: Disiplin, Loyalitas, dan Pelayanan Prima Ditekankan
"Tahun ini ada 4.987 siswa pada jenjang SMP yang memiliki rata-rata nilai 90. Sesuai harapan Bapak Bupati, untuk menggapai angka sesuai target 10 ribu siswa atau dua kali lipat, akan kita maksimalkan dengan berbagai upaya," ungkap Suwadji kepada JatimTIMES.com.
Pihaknya menambahkan, penilaian akademik para siswa saat ini tidak lagi berdasarkan standar sekolah, melainkan standar nasional melalui tes kemampuan akademik (TKA) dan beberapa parameter tambahan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
"Meraih itu kan sulit, mempertahankan lebih sulit. Tapi kami dengan kepala sekolah, dengan pengawas, dengan guru berkomitmen untuk terus meningkatkan jumlah anak-anak yang memiliki nilai rata-rata 90," ujar Suwadji.
Untuk merealisasikan target 10 ribu siswa pada jenjang SMP di Kabupaten Malang memiliki rata-rata nilai 90 di empat mata pelajaran wajib, Dinas Pendidikan Kabupaten Malang akan memperkuat Program Sekolah Unggulan di masing-masing sekolah di Kabupaten Malang yang bekerja sama dengan Universitas Negeri Malang (UM).
Suwadji menjelaskan, kerja sama yang terjalin dengan UM pada tahap pertama terkait dengan pelaksanaan Program Sekolah Unggulan meliputi pada penguatan, peningkatan kompetensi dan penyusunan strategi efektif dalam pembelajaran.
"Output-nya bahwa sesuai itu harus memiliki empat kompetensi, yakni cerdas, nasionalis, religius dan kompetitif," ungkap Suwadji.
Mantan kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Malang ini mengatakan, kecerdasan akademik merupakan pilar utama bagi setiap siswa. Kemudian kompetensi nasionalis juga penting yang bertujuan agar para siswa tidak mudah terpengaruh paham ekstrem atau radikalisme.
Baca Juga : Tarif Jalan Tol Gempol-Pasuruan Naik 4,16 Persen
"Lalu kompetensi religius menjadi fondasi perilaku siswa dalam menjalankan ajaran agama masing-masing. Terakhir, kompetitif, bertujuan agar lulusan sekolah di Kabupaten Malang mampu bersaing dengan daerah lain," jelas Suwadji.
Proses kerja sama tahap pertama antara Pemkab Malang bersama UM terkait dengan pelaksanaan Program Sekolah Unggulan akan berakhir pada 15 Desember 2025 mendatang. Setelah tahap pertama berakhir, Pemkab Malang bersama UM akan melakukan monitoring dan evaluasi atau monev.
Suwadji menyebut, kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memutuskan keberlanjutan Program Sekolah Unggulan serta penambahan jumlah sekolah yang ditetapkan sebagai pelaksana Program Sekolah Unggulan. Pasalnya, tahun 2025 ini terdapat 10 SMPN dan 7 SDN yang ditetapkan sebagai pelaksana Program Sekolah Unggulan.
"Monitoring evaluasi sama laporan akhir nantinya akan dilakukan. Dari situ kalau memang harus ditambah, keputusannya dari hasil monev. Tapi kemungkinan besar bertambah," pungkas Suwadji.
