JATIMTIMES - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) mendorong lahirnya ruang kolaborasi baru yang mempertemukan kampus, NGO, lembaga survei, hingga JatimTIMES dalam satu panggung kerja bersama, Senin, (17/11/2025). Melalui agenda Sinergi Pilar Demokrasi dan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS), FISIP UB bersama 45 instansi, menegaskan komitmennya menghidupkan kembali Tri Dharma berbasis keberlanjutan dan penguatan demokrasi.
Dekan FISIP UB, Dr. Ahmad Imron Rozuli, S.E., M.Si., menegaskan bahwa kerja sama lintas sektor kini menjadi kebutuhan mutlak. Menurutnya, kemitraan ini diperlukan untuk menggerakkan kembali program SDGs sekaligus memperluas aksi sosial kampus yang langsung menyentuh masyarakat.
“Kita ingin seluruh program SDGs kembali aktif. Dari edukasi, kebijakan publik, sampai gerakan lingkungan, perang melawan sampah. Kami menyebutnya sebagai aksi Getar Kasih, ‘gerakan terpadu, kali bersih’,” ujar Imron.
Ia menjelaskan bahwa, Malang, khususnya Batu, sebagai wilayah hulu memiliki posisi strategis dalam penanganan persoalan lingkungan. "Kalau hulunya baik, hilirnya ikut membaik. Itu sebabnya gerakan lingkungan ini harus ditarik dari titik utama,” tegasnya.
Selain itu, Imron juga menjabarkan, bahwa berbagai pemangku kepentingan, mulai dari komunitas pariwisata, pemerintah desa, media, hingga aparat keamanan, telah dilibatkan dalam diskusi. Semua sepakat bahwa isu lingkungan tidak mungkin diselesaikan sendirian. “Sampah hari ini adalah problem serius. Kolaborasi membuat kita sadar bahwa masyarakat harus menjadi aktor utama,” lanjutnya.
Selain lingkungan, FISIP UB ingin memperkuat perannya sebagai “rumah kolaborasi”, ruang terbuka bagi akademisi, pers, komunitas, dan mitra publik untuk merancang inovasi sosial. “Rumah ini kami buka lebar untuk semua pihak. Harapannya pusat gerakan sosial dari Malang Raya bisa menyebar ke wilayah lebih luas,” katanya.
Di sisi lain, JatimTIMES yang ikut menandatangani PKS menyambut kolaborasi ini dengan antusias. Direktur JatimTIMES Network, Heryanto, menilai kerja sama tersebut sebagai langkah strategis yang menyatukan ruang akademik dan dunia pers dalam satu garis perjuangan: menyiapkan lulusan yang tajam membaca realitas publik sekaligus peka pada tantangan lingkungan.
Ia menegaskan, media bukan hanya penyampai informasi, melainkan katalis yang mampu membangun kesadaran kolektif. Melalui pemberitaan, edukasi publik, hingga liputan-liputan advokasi lingkungan, media dapat mengasah kepekaan mahasiswa terhadap isu sosial-ekologis, mendorong mereka bukan sekadar memahami persoalan, tetapi juga bergerak.
Baca Juga : Wali Kota Blitar Sampaikan Strategi Fiskal 2026 di Paripurna DPRD: Efisiensi, PAD, dan Ekonomi Produktif
Karena itu, menurut Heryanto, kemitraan ini bukan hanya memperkuat ekosistem akademik, tetapi juga membuka ruang kolaborasi yang memperluas dampak ilmu pengetahuan ke masyarakat. Ia berharap hubungan ini tumbuh sebagai simbiosis yang saling menguntungkan dan memberikan nilai tambah nyata bagi dunia pendidikan.
“Kami berharap sinergi ini betul-betul membawa kebermanfaatan bagi kedua pihak, sekaligus mendorong kualitas dunia akademik,” ujarnya.
Dalam penutupannya, Imron menyampaikan bahwa perubahan sosial selalu dimulai dari individu yang bersedia bergerak. Dengan sumber daya besar yang dimiliki Malang Raya, ia yakin kolaborasi multipihak akan menciptakan dampak nyata bagi masyarakat.
Agenda PKS ini pun diharapkan menjadi pemantik lahirnya langkah-langkah baru yang mempertemukan akademisi, pers, komunitas, dan pemangku kebijakan untuk membangun keberlanjutan dan memperkuat demokrasi secara lebih luas.
