JATIMTIMES - Dalam arus kehidupan yang penuh cobaan, Al-Quran menghadirkan kisah-kisah abadi tentang mereka yang selamat bukan karena kekuatan, melainkan karena takwanya.
Di setiap zaman, selalu ada golongan yang Allah lindungi dari bencana dan keputusasaan, sebagaimana firman-Nya dalam Surah Az-Zumar ayat 61:
Baca Juga : Rahasia Pilih Warna Lipstik yang Tepat untuk Usia 40-an agar Wajah Tidak Kusam
“Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka. Mereka tidak disentuh oleh azab dan tidak bersedih hati.”
Ayat itu seakan menegaskan bahwa ketakwaan bukan sekadar ritual, melainkan jalan keselamatan sejati. Siapa pun yang menjadikan perintah Allah sebagai pedoman dan menjauhi larangan-Nya akan mendapat perlindungan di saat dunia tampak runtuh di sekelilingnya.
Sejarah para nabi menjadi cermin nyata dari janji itu. Ustaz Mubin Amrulloh Lc MSi dalam sebuah tausiyahnya mengisahkan dua contoh paling kuat: hijrah Nabi Muhammad SAW dan ujian yang menimpa Nabi Yunus AS.
Ketika Rasulullah SAW meninggalkan Makkah menuju Madinah, bersama sahabat setianya Abu Bakar Ash-Shiddiq, keduanya dikejar oleh kaum Quraisy yang siap membunuh. Di saat genting itu, keduanya bersembunyi di sebuah gua. Abu Bakar, yang diliputi kecemasan, berbisik, “Wahai Rasulullah, jika salah satu dari mereka melihat ke bawah, niscaya mereka akan menemukan kita.”
Namun, dengan ketenangan seorang nabi, Rasulullah menjawab, “Jangan bersedih. Sesungguhnya Allah bersama kita.”
(Sabda beliau diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim).
Kalimat itu bukan sekadar penghiburan, tetapi bukti keimanan yang teguh bahwa pertolongan Allah selalu dekat bagi mereka yang bertakwa. Dan benar, keduanya selamat tanpa luka sedikit pun, sebuah kemenangan yang datang dari langit.
Kisah lain datang dari Nabi Yunus AS. Karena kecewa pada kaumnya yang membangkang, ia meninggalkan mereka dalam keadaan marah. Di tengah pelarian, kapal yang ditumpanginya nyaris tenggelam. Undian pun dilakukan, dan nama Yunus keluar. Ia pun terjun ke laut. Seekor ikan besar menelannya.
Baca Juga : Supermoon Terakhir 2025 Terjadi di November, Ini Jadwal dan Cara Melihatnya
Dalam gelapnya perut ikan dan kegelapan laut, ia berdoa dengan penuh penyesalan: "Tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.”
(QS Al-Anbiya: 87)
Allah pun mendengar seruan itu. Nabi Yunus diselamatkan dari kegelapan, dari kesedihan, dari perut ikan yang bisa saja menjadi kuburannya. Dalam Surah Ash-Shaffat ayat 143-144 disebutkan, seandainya ia bukan termasuk orang yang banyak bertasbih, ia akan tetap berada di perut ikan itu hingga hari kebangkitan.
Dua kisah itu, menurut Ustaz Mubin, adalah potret nyata dari kekuatan takwa. Ia bukan hanya menjaga seseorang dari bahaya fisik, tapi juga menyelamatkannya dari kesedihan batin dan azab akhirat. Takwa mengundang kebaikan di dunia, menghindarkan dari siksa neraka, dan mengantarkan manusia menuju kebahagiaan abadi.
Allah menegaskan dalam Surah Maryam ayat 71-72: “Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yang tidak mendatanginya (neraka). Hal itu bagi Rabb-mu adalah suatu ketentuan yang pasti. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalamnya dalam keadaan berlutut.”
Begitulah janji yang tak pernah diingkari. Takwa menjadi tameng di tengah badai, cahaya di dalam gelap, dan jembatan menuju keselamatan sejati. Di dunia yang sering kacau oleh ambisi dan ketakutan, kisah para nabi itu mengingatkan: keselamatan sejati bukan di tangan manusia, tapi di genggaman mereka yang bertakwa.
