JATIMTIMES - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami peningkatan intensitas hujan dalam sepekan ke depan. Meski begitu, cuaca panas pada siang hari masih berpotensi terjadi di sejumlah daerah. Fenomena ini menunjukkan kondisi atmosfer yang dinamis menjelang peralihan musim dari kemarau ke penghujan.
“Dalam sepekan ke depan, potensi hujan diprediksi meningkat di sebagian wilayah Indonesia. Meskipun demikian, cuaca panas pada siang hari masih berpotensi terjadi,” tulis BMKG dalam laporan Prospek Cuaca Mingguan periode 21–27 Oktober 2025.
Baca Juga : Longsor Terjang Jalur Alternatif Lawang-Singosari, Akses Jalan Makin Rawan Dilalui
Cuaca Panas Masih Terjadi di Beberapa Wilayah
BMKG mencatat bahwa beberapa wilayah Indonesia bagian selatan masih mengalami suhu tinggi selama sepekan terakhir. Beberapa daerah bahkan mencatat suhu mendekati 38°C.
Daftar wilayah dengan suhu tertinggi:
• Karanganyar, Jawa Tengah: 38,2°C
• Surabaya, Jawa Timur: 37,4°C
• Kertajati, Jawa Barat: 36,4°C
Kondisi panas ini disebabkan oleh minimnya tutupan awan di siang hari serta kuatnya radiasi matahari di wilayah yang masih mengalami masa peralihan musim.
Hujan Lebat Mulai Terjadi di Beberapa Daerah
Sementara sebagian daerah mengalami panas ekstrem, wilayah lain justru dilanda hujan lebat dengan curah hujan melebihi 100 mm per hari. Data BMKG mencatat beberapa lokasi dengan curah hujan tertinggi antara lain:
• Tapanuli Tengah, Sumatera Utara: 157,2 mm/hari
• Nagan Raya, Aceh: 154,4 mm/hari
• Gunung Sitoli, Sumatera Utara: 121,5 mm/hari
• Nangapinoh, Kalimantan Barat: 110,6 mm/hari
Fenomena ini menjadi indikasi awal masuknya musim hujan secara bertahap di sejumlah wilayah Indonesia.
Daerah yang Diprediksi Mengalami Peningkatan Hujan
Dalam sepekan ke depan, BMKG memprediksi peningkatan intensitas hujan akan terjadi di beberapa wilayah besar, antara lain:
• Sebagian besar Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara
• Sebagian wilayah Sumatra dan Kalimantan
• Bagian tengah Sulawesi
• Sebagian kecil Papua bagian barat
BMKG menjelaskan, peningkatan curah hujan ini dipengaruhi oleh dinamika atmosfer global dan regional, bukan hanya faktor lokal.
Faktor Global dan Regional yang Memicu Hujan Lebat
Beberapa fenomena atmosfer yang memengaruhi cuaca di Indonesia pada pekan ini antara lain:
1. Dipole Mode Index (DMI) Negatif
Baca Juga : Belasan Siswa MTs Al Khalifah Kepanjen Diduga Keracunan MBG, Mual hingga Dilarikan ke RSUD
Nilai DMI saat ini -1.39, menandakan peningkatan suplai uap air dari Samudra Hindia menuju wilayah barat Indonesia. Dampaknya, peluang hujan meningkat terutama di Sumatra bagian barat dan pesisir barat Jawa.
2. Gelombang Rossby Ekuator dan Gelombang Kelvin
Gelombang Rossby Ekuator aktif di wilayah Sumatra, Jawa, hingga Nusa Tenggara Timur (NTT), memicu pertumbuhan awan konvektif.
Gelombang Kelvin terdeteksi aktif dari barat daya Lampung hingga Bengkulu, menjalar ke Selat Karimata, Laut Jawa bagian barat, Banten, dan Kalimantan Barat.
3. Siklon Tropis dan Bibit Siklon Tropis
BMKG memantau Bibit Siklon Tropis Fengshen di Laut China Selatan dan Bibit Siklon Tropis 95S di Samudra Hindia barat daya Bengkulu.
Keduanya membentuk konvergensi dan konfluensi angin, yang meningkatkan potensi hujan lebat, petir, dan angin kencang di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah.
BMKG Imbau Waspada Cuaca Ekstrem
BMKG mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem selama sepekan ke depan.
“BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan sedang hingga lebat disertai kilat, petir, angin kencang, serta gelombang laut tinggi di sejumlah wilayah,” tulis BMKG dalam keterangannya.
BMKG juga menekankan agar masyarakat pesisir dan nelayan memperhatikan prakiraan gelombang laut, khususnya di:
- Perairan barat Sumatra
- Selatan Jawa hingga Nusa Tenggara yang berpotensi mengalami gelombang tinggi lebih dari 2,5 meter.
Kesimpulan: Cuaca Kontras di Masa Peralihan Musim
Fenomena cuaca sepekan ke depan menunjukkan kondisi kontras antara panas dan hujan di berbagai wilayah Indonesia.
Kombinasi ini merupakan ciri khas transisi musim yang biasa terjadi pada periode Oktober, saat atmosfer Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor global sekaligus.
Masyarakat diimbau untuk:
- Menjaga kondisi tubuh menghadapi cuaca panas dan lembap,
- Waspada terhadap petir dan angin kencang di sore hingga malam hari,
- Mengantisipasi potensi banjir lokal di wilayah rawan hujan lebat.
