JATIMTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) terus melakukan langkah proaktif dalam menjaga kelayakan dan keamanan infrastruktur. Salah satunya melalui inventarisasi menyeluruh terhadap kondisi jembatan di wilayah Kota Malang.
Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharjanto, menegaskan bahwa inventarisasi ini merupakan bagian dari strategi berkelanjutan. Yakni untuk memastikan jembatan tetap layak pakai serta mengantisipasi potensi kerusakan yang bisa membahayakan pengguna jalan.
Baca Juga : STIE Malangkucecwara Cetak Profesional Adaptif, Wakil Rektor ITN Malang Jadi Salah Satu Buktinya
“Kami secara rutin melakukan pemeliharaan dan inventarisasi kondisi jembatan. Namun yang sulit dikontrol adalah kendaraan yang melebihi tonase, karena itu mempercepat kerusakan,” ujar Dandung, Sabtu (11/10/202).
Saat ini, DPUPRPKP telah mencatat puluhan jembatan di Kota Malang dalam sistem monitoring infrastruktur. Dari hasil survei teknis terbaru, sejumlah jembatan telah menunjukkan indikasi keretakan atau penurunan kualitas struktur, terutama pada bagian fondasi akibat erosi air.
Salah satunya adalah Jembatan Splendid (Brawijaya), yang mengalami pengikisan fondasi bawah. Meskipun belum masuk kategori darurat, tim teknis telah melakukan penguatan sementara menggunakan bronjong.
Disisi lain, baru-baru ini juga terjadi peristiwa pengikisan bagian bawah Jembatan Sonokembang. Hal itu pun menjadi atensi khusus Wali Kota Malang Wahyu Hidayat yang langsung memerintahkan DPUPRPKP Kota Malang untuk segera memperbaiki.
Perbaikan permanen telah diajukan dalam program tahun 2026, dengan estimasi anggaran sebesar Rp1 miliar. Namun karena peristiwa itu, perbaikan jembatan akan dilakukan segera.
“Kami sudah ajukan dalam usulan program, dan tahun 2026 masuk agenda penanganan. Tapi karena ada kejadian lebih cepat dari perkiraan, sementara ini kami lakukan penguatan darurat,” tambah Dandung.
Inventarisasi ini tidak hanya menyasar jembatan besar di pusat kota, tapi juga mencakup jembatan-jembatan kecil di wilayah kecamatan dan kelurahan yang berfungsi sebagai akses vital warga. Beberapa titik lain yang juga masuk dalam radar DPUPRPKP di antaranya Jembatan Glendang Pakem, rusak akibat banjir, akan dibuat DED (Detail Engineering Design) pada 2025.
Baca Juga : Urban Touring Bersama Scooterist, Mbak Wali Kenalkan Potensi Wisata Kota Kediri
Jembatan Letjen Sutoyo, Sudimoro dan Simpang Sukun Timur, telah dialokasikan anggaran pemeliharaan dengan nilai masing-masing mencapai ratusan juta rupiah. Jembatan Brawijaya atau yang terletak di kawasan Splendid, penguatan fondasi direncanakan melalui tambahan dana dari P-APBD 2025 sebesar Rp500 juta.
DPUPRPKP mengimbau masyarakat untuk ikut menjaga infrastruktur jembatan, salah satunya dengan mematuhi batas tonase dan melaporkan bila menemukan indikasi keretakan atau kerusakan.
“Kerusakan jembatan tidak selalu terlihat dari atas. Kami perlu kerja sama warga untuk melaporkan jika melihat retakan di sisi bawah, atau perubahan struktur di sekitar jembatan,” jelas Dandung.
Dengan terus diperbaruinya data inventarisasi jembatan dan peningkatan pengawasan teknis, Pemkot Malang menegaskan komitmennya untuk menghadirkan infrastruktur yang aman dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat.
Langkah-langkah ini menjadi bagian dari upaya besar menuju Malang sebagai Kota Tangguh Infrastruktur yang tidak hanya siap menghadapi tantangan urbanisasi, tetapi juga menjamin keselamatan pengguna jalan setiap harinya.
