JATIMTIMES - Tepat pada 10 Oktober 2025, Grand Mercure Malang Mirama menapaki tonggak bersejarah, yakni empat tahun eksistensi sebagai ikon hotel premium di Malang Raya. Bukan hanya sekadar bertahan, hotel bintang lima ini justru menunjukkan geliat inovasi dan ekspansi kegiatan yang makin kuat, menjadikannya pusat gaya hidup, bisnis, dan budaya lokal di Jawa Timur.
Dibuka pada tanggal 10 Oktober 2021, Grand Mercure Malang Mirama hadir sebagai hotel flagship Accor di Malang Raya. Sejak awal, manajemen mengusung visi menjadi tempat yang tidak hanya nyaman untuk menginap, tetapi juga ruang kolaborasi budaya dan bisnis.
Baca Juga : Pemkot Surabaya Gandeng Densus 88 Perkuat Edukasi Anak dari Bahaya Radikalisme Digital
Dalam kurun waktu empat tahun, hotel ini sukses mengukir berbagai prestasi. Berdasarkan data resmi hotel, perolehan rating tamu kini berada di angka 4,7/5 melalui lebih dari 2.000 ulasan, sebuah indikator bahwa persepsi publik terhadap kualitas layanan terus meningkat.
Selain itu, dari sisi aksesibilitas, Grand Mercure Malang Mirama berada hanya sekitar 4,5 km dari tol Singosari dan 5,5 km dari stasiun Malang Kota Baru, membuat hotel ini strategis untuk pelancong maupun pebisnis.
Merayakan usia ke-4, Grand Mercure Malang Mirama memilih tema “Harmoni dalam Perpaduan Budaya”. Tema ini menonjolkan integrasi identitas Jawa dan Tionghoa melalui acara unik. Para tamu dan undangan mengenakan beskap dan kebaya, lalu disuguhkan pertunjukan barongsai dan ritual Cai Qing Bao atau simbol harapan dan keberuntungan dalam etnis Tionghoa.
Direktur Utama PT Mirama Wisata, Yohan Setia Putra, menekankan bahwa usia empat tahun bukan sekadar angka. Melainkan bukti komitmen segenap tim dalam menjaga standar premium dan tak cepat puas.
“Selamat kepada seluruh tim di usia yang ke-4 di Grand Mercure Malang Mirama, tentunya tetap konsisten dan tidak boleh cepat puas dalam memberikan pelayan yang prima dan berkualitas sesuai dengan brand Grand Mercure yakni premium hotel. Tetap harus berinovasi dalam menghadapi tantangan yang ada di depan,” ungkap Yohan Setia Putra.

Sementara itu, Sugito Adhi, Cluster GM untuk Grand Mercure Malang Mirama & Mercure Surabaya Grand Mirama, menyerukan agar tim terus berkarya, berinovasi. Terutama terus mempertahankan reputasi layanan terbaik se‑Jawa Timur.
“Empat tahun bukan sekadar angka, tetapi cerminan dari kerja keras, dedikasi, dan kepercayaan dari para karyawan kami untuk tamu serta mitra kami. Di usia ini, kami semakin berkomitmen dan tetap semangat untuk terus berinovasi dan memberikan pengalaman menginap terbaik. Tetap menjadi Great AKL teams,” ujar Sugito Adhi
Puncak acara ditutup meriah dengan barongsai keliling lobi hotel dari Klenteng Eng An Kiong, menjadikan momen yang memikat perhatian tamu dan pengunjung.
Salah satu kekuatan Grand Mercure Malang Mirama adalah konsistensi mereka dalam menjalankan program-program kreatif dan sosial, mulai dari Olimpiade Agustusan 2025 dengan menampilkan kompetisi antar departemen yang memupuk semangat kebersamaan dan sportivitas.
Perayaan Imlek 2025 digelar glamor di Grand Ballroom dengan tema “Unveiling the Intelligence Year of The Wood Snake”, lengkap dengan barongsai, tarian kontemporer, dan live music Mandarin.
Baca Juga : Bank Jatim Bakal Disuntik Kemenkeu Rp 20 Triliun, Ini Catatan Ketua Komisi C Adam Rusydi
Lomba Dai Cilik selama Ramadan 2025 untuk menjaring 41 peserta dari sekolah dan pesantren sebagai upaya mengembangkan bakat dakwah sejak dini.
Program CSR Anak Asuh yang bekerja sama dengan Malang Skyland, hotel memberi dukungan pendidikan dan pengalaman wisata kepada anak-anak binaan.
Halal Bi Halal dengan Media & Grand Prize Ramadhan yang menunjukkan bahwa hotel ini tidak lupa membangun relasi dengan media lokal dan stakeholder.
Melalui semua kegiatan ini, Grand Mercure Malang Mirama bukan hanya beroperasi sebagai entitas bisnis, melainkan sebagai bagian dari komunitas yang tumbuh berdampingan dengan masyarakat Malang Raya.
Meski telah menorehkan banyak prestasi, sejumlah tantangan tetap membayangi. Persaingan industri perhotelan di Malang terus meningkat, terutama dengan munculnya hotel butik dan akomodasi alternatif. Untuk itu, Grand Mercure harus terus menjaga kualitas, memperkuat strategi digital, dan menghadirkan pengalaman yang “instagrammable” tanpa meninggalkan esensi lokal.
Langkah nyata telah diambil yakni penerapan program Accor Rediscovery Indonesia, dimana produk lokal (UKM/IKM) di Malang turut diwujudkan dalam layanan hotel sebagai dukungan terhadap kebanggaan lokal.
Empat tahun bukanlah waktu yang singkat di industri perhotelan. Grand Mercure Malang Mirama telah menancapkan pijakan yang kuat melalui pendekatan kualitas tinggi, inovasi budaya, dan hubungan sosial yang erat dengan masyarakat. Kini, di usia ke-4, ia tidak cukup bertahan, hotel ini harus terus bergerak menyesuaikan diri agar tetap relevan dan dicintai tamu.
Kehadiran Grand Mercure Malang Mirama telah membuktikan bahwa hotel tidak sekadar tempat bermalam. Ia adalah wadah inspirasi, ruang kolaborasi budaya, dan motor penggerak ekonomi lokal. Menanti gebrakan berikutnya dari hotel kebanggaan Malang ini.