JATIMTIMES - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur (Jatim) mencatat neraca perdagangan kembali surplus pada Agustus 2025. Secara kumulatif sepanjang Januari - Agustus 2025, surplus dagang Jatim bahkan sudah menembus angka USD420,89 juta.

Capaian tersebut melonjak hingga USD3,55 miliar jika dibandingkan neraca perdagangan kumulatif Januari - Agustus 2024. Tahun lalu, hingga Agustus 2024 neraca dagang Jatim tercatat defisit USD3,13 miliar.

Baca Juga : Nilai Tukar Petani Jatim Naik 0,59 Persen, Lonjakan Subsektor Peternakan Tertinggi

Kepala BPS Jatim Zulkipli menyebut, pada Agustus 2025 saja, total nilai ekspor Jatim mencapai USD2,59 miliar, dengan impor sebesar USD2,42 miliar. Alhasil, Jatim mengalami surplus sebesar USD177,58 juta pada Agustus 2025.

Secara kumulatif hingga Agustus 2025, surplus dagang Jatim juga disebabkan nilai ekspor lebih tinggi dibandingkan nilai impornya. "Tercatat bahwa nilai ekspor Jawa Timur pada Januari - Agustus 2025 mencapai USD19,58 miliar, sedangkan nilai impornya mencapai USD19,16 miliar," ungkap Zulkipli belum lama ini.

Secara lebih detail, surplus neraca perdagangan Jatim Januari - Agustus 2025 disebabkan oleh kinerja perdagangan sektor nonmigas yang cukup baik mengalami surplus. Surplus perdagangan pada sektor nonmigas mencapai USD3,28 miliar. 

Sementara itu kinerja sektor migas masih mengalami defisit sebesar USD2,86 miliar. Pada sektor ini, nilai impor mencapai USD3,23 miliar, lebih tinggi dibandingkan nilai ekspornya sebesar USD370,94 juta. 

"Secara umum, kinerja sektor migas perlu diperbaiki agar neraca perdagangan Jawa Timur dapat bertahan surplus," papar Zulkipli.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa nilai ekspor Jatim sepanjang Januari - Agustus 2025 mengalami peningkatan sebesar 15,92 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024, yaitu dari USD16,89 miliar menjadi USD19,58 miliar.

"Peningkatan nilai ekspor Januari - Agustus 2025 dibanding periode yang sama tahun lalu disebabkan oleh meningkatnya kinerja ekspor nonmigas sebesar 18,08 persen dari USD16,27 miliar menjadi USD19,21 miliar," terangnya.

Baca Juga : Lonjakan Harga Daging Ayam Ras pada Momentum Maulid Nabi Picu Inflasi di Jatim

Sedangkan ekspor migas mengalami penurunan yang cukup tajam sebesar 40,39 persen dari USD622,27 juta menjadi USD370,94 juta. Penurunan ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor minyak mentah sebesar 41,71 persen menjadi USD334,01 juta, serta ekspor hasil minyak yang juga turun 25,12 persen menjadi USD36,76 juta

Sementara itu, nilai ekspor Jatim pada bulan Agustus 2025 mencapai USD2,59 miliar atau naik sebesar 11,14 persen dibandingkan Agustus 2024. Sejalan dengan itu, ekspor nonmigas Agustus 2025 juga mengalami peningkatan sebesar 11,07 persen dibandingkan Agustus 2024 menjadi USD2,57 miliar.

Di sisi lain, nilai impor Jatim periode Januari - Agustus 2025 turun 4,31 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yaitu dari USD20,02 miliar menjadi USD19,16 miliar. Penurunan nilai impor ini dipicu oleh melemahnya kinerja impor sektor migas yang turun sebesar 33,67 persen dari USD4,86 miliar menjadi USD3,23 miliar. Impor komoditas minyak mentah turun sebesar 50,74 persen dari USD959,19 juta menjadi USD472,53 juta.

"Senada dengan hal itu, impor komoditas hasil minyak juga mengalami penurunan sebesar 37,33 persen dari USD3,13 miliar menjadi USD1,96 miliar pada tahun 2025. Sementara itu, impor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 5,12 persen dari USD15,16 miliar menjadi USD15,93 miliar," urainya.

Impor Jatim bulan Agustus 2025 sendiri tercatat mencapai USD2,42 miliar, turun 10,98 persen dibandingkan Agustus 2024. Rinciannya, impor nonmigas Agustus 2025 tercatat USD1,99 miliar naik 5,12 persen. Sedangkan impor migas tercatat USD419,69 juta, turun 29,78 persen dibandingkan Agustus 2024.