JATIMTIMES - Alat penunjang Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini bencana di Kabupaten Malang marak dicuri. Untuk mencegah aksi serupa terjadi kembali, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang bersama kepolisian berencana rutin melakukan pengecekan dan patroli di sejumlah lokasi EWS.
“Kami memanfaatkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang ada, termasuk di antaranya mulai dari Polsek, Koramil, Babinsa, hingga Bhabinkamtibmas,” ujar Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, R. Ichwanul Muslimin, kepada JatimTIMES.
Baca Juga : OJK Jember dan Pemkab Bondowoso Kolaborasi Kembangkan Potensi Ekonomi Daerah
Ichwanul menjelaskan, pihaknya telah menyampaikan titik-titik keberadaan EWS di Kabupaten Malang kepada pihak terkait, termasuk kepolisian, dan berkoordinasi untuk melakukan patroli gabungan. “Kalau keliling (patroli), kami minta tolong agar diawasi dengan tanda-tanda dan ciri-cirinya. Sehingga kalau ada perubahan (pencurian), kami bisa segera diinformasikan. Kalau pun ada pergerakan yang mencurigakan di sekitar EWS, sudah bisa segera dicegah,” imbuhnya.
Para pelaku pencurian menyasar alat penunjang EWS yang memiliki nilai jual tinggi dan berdampak besar bagi masyarakat, seperti aki, solar cell, hingga pemancar. Dari tahun 2024 hingga 2025, BPBD mencatat tujuh aki hilang, empat solar cell raib, dan tiga unit pemancar lenyap dari lokasi dekat permukiman warga.
Peralatan ini memiliki fungsi penting, yaitu aki sebagai penyimpan energi listrik, solar cell sebagai pembangkit tenaga surya, dan pemancar untuk meneruskan informasi potensi bencana. Kehilangan salah satu komponen membuat EWS tidak bisa berfungsi maksimal, sementara harga pengadaan satu paket EWS diperkirakan mencapai Rp 75 juta hingga ratusan juta.
“(Lokasi pencurian) merata. Jadi mulai di gunung, sungai, pantai, ada yang mencuri, karena aki misalnya, sifatnya universal. Bisa digunakan untuk beberapa alat dan juga bisa dijual, harganya mahal,” jelas Ichwanul.
Baca Juga : Deputi Pelayanan Publik Kementerian PAN RB Evaluasi MPP Among Warga Kota Batu: Masih Butuh Tambah Layanan
BPBD Kabupaten Malang yang membawahi sekitar 170 unit EWS telah rutin melakukan pemeliharaan dan pengecekan fungsi alat. Namun, keterbatasan anggaran dan jumlah personel membuat pengecekan tidak bisa dilakukan setiap hari di semua lokasi. “Kemungkinan mereka (pencuri) menghafal kapan waktunya ganti. Sebab, kami juga tidak bisa misalnya hari ini habis dilihat, besok dicek lagi,” kata Ichwanul.
Meski marak dicuri, Ichwanul memastikan kehilangan alat penunjang EWS tidak menghambat mitigasi bencana di Kabupaten Malang. “Alhamdulillah tidak sampai terjadi (dampak bencana yang tidak terdeteksi), karena kami sebelumnya sudah tahu alatnya hilang. Sehingga kami harus mensubstitusi atau pengadaan baru supaya tidak terjadi kejadian yang berkelanjutan,” pungkasnya.