JATIMTIMES - Universitas Islam Malang (Unisma) untuk pertama kalinya menggelar The 1st International Conference on Biological Technology for Sustainable Nature, Sabtu, (20 September 2025). Mengusung tema “Probing Valuable Bio for Sustainable Nature”, forum ini menjadi ruang pertemuan ilmuwan dan peneliti untuk mendiskusikan inovasi bioteknologi dalam menjawab tantangan global terkait keberlanjutan alam.
Konferensi internasional ini meliputi empat bidang besar: fundamental biological sciences, biotechnology, biomedical and pharmaceutical sciences, biodiversity and environmental sustainability. Dengan cakupan tersebut, forum tidak hanya fokus pada ilmu murni, tetapi juga membahas aplikasi bioteknologi dalam kehidupan nyata, mulai dari kesehatan, pangan, hingga pengelolaan lingkungan.

Rektor Unisma, Prof. Drs. Junaidi Mistar, Ph.D, menyebutkan bahwa kegiatan perdana ini menunjukkan antusiasme besar dari kalangan akademisi. Tercatat ada 55 abstrak penelitian yang dikirimkan oleh para peneliti, baik dari dalam maupun luar Unisma.
Baca Juga : Bupati Sanusi Bersama Kapolda Jatim Resmikan Gedung Malang Tourism Gateway
Dari jumlah tersebut, panitia melakukan seleksi ketat untuk memastikan kualitas riset yang dipresentasikan. Setelah proses penilaian oleh komite ilmiah, sebanyak 50 abstrak dinyatakan layak untuk dipresentasikan dalam konferensi.
Menurut Prof. Junaidi, proses seleksi ini penting agar forum benar-benar menampilkan penelitian yang matang dan berdampak.
“Ada beberapa abstrak yang belum bisa diterima karena hanya menyajikan metode tanpa hasil penelitian yang jelas. Komite ilmiah melakukan screening, lalu memberi masukan agar peneliti bisa memperbaikinya. Ada yang berhasil diterima setelah revisi, ada juga yang tidak melanjutkan,” jelasnya.
Sebagai penyelenggara, Unisma mendorong dosen dan peneliti internal untuk berkontribusi aktif. Prof. Junaidi menegaskan bahwa riset tidak hanya menjadi domain Fakultas MIPA, tetapi juga relevan dengan bidang lain seperti Pertanian, Peternakan, hingga Teknik.

“Kami mengharapkan kontribusi maksimal dari Unisma, terutama di bidang yang berkaitan dengan lingkungan dan pengolahan limbah. Bahkan dosen Teknik Sipil ikut terlibat dalam riset yang terkait dengan pengolahan limbah berbasis bioteknologi,” tambahnya.
Dorongan ini menunjukkan bahwa keberlanjutan alam adalah isu lintas disiplin. Pertanian berhubungan dengan ketahanan pangan, peternakan dengan produksi berkelanjutan, sedangkan teknik berperan dalam solusi teknologi ramah lingkungan.
Hal senada disampaikan oleh Ahmad Syauqi, Ketua Konferensi sekaligus dosen Bioteknologi Dasar FMIPA Unisma. Ia menekankan bahwa forum ini tidak sekadar ajang kumpul akademisi, melainkan sarana serius untuk menyaring penelitian yang berkualitas.
“Beberapa abstrak kami tolak karena subjeknya belum jelas atau hasil penelitian belum terungkap. Tapi banyak juga yang setelah diberi masukan, akhirnya bisa masuk dan dipresentasikan. Jadi ada proses pembelajaran ilmiah di dalamnya,” terang Syauqi.
Baca Juga : Pemkab Malang Luncurkan Logo Hari Jadi ke-1.265 Tahun
Ia menambahkan, konferensi ini juga menjadi ruang kolaborasi antarpeneliti. Tidak sedikit karya yang lahir dari kerja sama lintas fakultas maupun lintas kampus, terutama di bidang lingkungan dan bioteknologi.
Bagi Unisma, konferensi ini bukan hanya sekadar kegiatan akademik tahunan, melainkan sebuah tonggak strategis untuk memperluas jejaring internasional. Dengan mengangkat isu bioteknologi dan keberlanjutan, Unisma menempatkan dirinya dalam percakapan global tentang sains, lingkungan, dan masa depan planet.
Prof. Junaidi menilai bahwa forum semacam ini menjadi bukti keseriusan kampus dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals).
“Isu lingkungan dan keberlanjutan tidak bisa diselesaikan hanya dengan satu disiplin ilmu. Dibutuhkan kolaborasi lintas bidang agar hasil penelitian benar-benar bisa memberi solusi nyata,” tegasnya.
Dengan tema besar “Probing Valuable Bio for Sustainable Nature”, konferensi ini menegaskan komitmen Unisma untuk terus hadir dalam diskusi akademik yang relevan dengan tantangan zaman. Dari penelitian dasar hingga aplikasi bioteknologi dalam kesehatan, pangan, dan lingkungan, semua diarahkan pada satu tujuan: alam yang berkelanjutan untuk generasi mendatang.
Forum perdana ini menjadi langkah awal, namun jelas membuka pintu bagi riset-riset berikutnya yang lebih luas dan berdampak. Harapannya, kolaborasi yang lahir dari forum ini akan melahirkan inovasi yang tak hanya berhenti di jurnal akademik, tetapi bisa diimplementasikan di tengah masyarakat.