JATIMTIMES - Situasi Timur Tengah kembali memanas setelah Israel melancarkan serangan udara di ibu kota Qatar, Doha, pada Selasa (9/9/2025). Serangan tersebut menargetkan sejumlah pejabat senior Hamas yang tengah berkumpul untuk membahas proposal gencatan senjata terbaru yang diajukan Amerika Serikat.
Menurut laporan media internasional, sedikitnya 12 serangan udara menghantam sebuah bangunan tempat tinggal di Doha. Israel mengklaim operasi ini dilakukan secara independen tanpa campur tangan pihak lain.
"Tindakan hari ini terhadap para pemimpin teroris Hamas adalah operasi Israel yang sepenuhnya independen," tulis kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam pernyataan resmi di media sosial, dikutip dari Al Jazeera, Rabu (10/9).
Putra Khalil al-Hayya Tewas
Hamas dalam pernyataan resminya mengonfirmasi bahwa serangan Israel menewaskan enam orang, termasuk putra pemimpin Hamas di Gaza, Khalil al-Hayya, seorang ajudan dekatnya, serta seorang perwira Qatar.
Meski demikian, Hamas menegaskan bahwa para pemimpin senior mereka, termasuk Khalil al-Hayya, selamat dari upaya pembunuhan tersebut.
"Ini sekali lagi mengungkapkan sifat kriminal dari pendudukan dan keinginannya untuk merusak setiap peluang untuk mencapai kesepakatan," tegas Hamas dalam pernyataan resminya.
Sumber senior Hamas juga mengatakan kepada Al Jazeera bahwa delegasi negosiasi yang dipimpin al-Hayya berhasil lolos dari serangan.
Reaksi Hamas dan Qatar
Hamas menyebut serangan di Doha sebagai upaya untuk menggagalkan proses perundingan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang sedang diupayakan.
Baca Juga : Anggaran Pembaruan Fisik Bianglala Alun-Alun Kota Batu Susut, Begini Penjelasan DLH
Sementara itu, pemerintah Qatar mengutuk keras tindakan Israel. Dalam pernyataan resmi, Kementerian Luar Negeri Qatar menyebut serangan tersebut sebagai aksi kriminal yang melanggar hukum internasional.
"Serangan kriminal ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap semua hukum dan norma internasional, dan menimbulkan ancaman serius bagi keamanan dan keselamatan warga Qatar dan penduduk di Qatar," kata Kementerian Luar Negeri Qatar, dikutip Middle East Eye.
Qatar juga menegaskan bahwa bangunan yang dihantam serangan memang menampung beberapa anggota biro politik Hamas.
Imbas Regional
Serangan Israel di jantung ibu kota Qatar ini diyakini akan memperkeruh dinamika diplomasi kawasan. Pasalnya, Doha selama ini berperan sebagai mediator penting dalam konflik Gaza, termasuk dalam perundingan gencatan senjata antara Hamas dan Israel.