Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Agama

Deretan Mitos Gerhana Bulan untuk Ibu Hamil, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

07 - Sep - 2025, 19:39

Placeholder
Ilustrasi gerhana bulan total atau blood moon. (Foto: Shutterstock)

JATIMTIMES - Fenomena gerhana Bulan yang bakal terjadi pada Minggu (7/9/2025) malam nanti kerap dikaitkan dengan berbagai mitos, terutama bagi ibu hamil. Kepercayaan turun-temurun ini masih melekat di sejumlah daerah Indonesia hingga sekarang. 

Mulai dari larangan keluar rumah hingga anjuran mengenakan peniti di baju, semua dianggap sebagai cara untuk melindungi janin.

Baca Juga : Lodoyo Blitar: Kedaton Macan dan Misteri Pusaka Suroloyo

Namun, benarkah gerhana Bulan bisa berdampak pada kondisi ibu hamil? Ataukah hal ini hanya sebatas keyakinan tanpa dasar ilmiah maupun agama?

Berikut sejumlah mitos seputar gerhana Bulan yang masih diyakini masyarakat di berbagai daerah:
1. Ibu Hamil Harus Keramas dan Menyisir di Depan Rumah
Di Jawa, sebagian masyarakat percaya bahwa ibu hamil perlu mandi keramas dan menyisir di depan rumah sambil menyaksikan gerhana. Tradisi ini dianggap bisa mengusir makhluk gaib.

2. Melakukan Tradisi Liwetan
Masih di Jawa, ada pula tradisi liwetan yang dipercaya bisa menghindarkan janin dari gangguan buto ijo yang diyakini datang saat gerhana.

3. Ibu Hamil Dilarang Keluar Rumah
Mitos lain yang cukup populer adalah larangan keluar rumah. Konon, jika melanggar, bayi yang lahir bisa memiliki kelainan wajah atau tanda lahir.

4. Harus Berbaring Lurus
Sebagian masyarakat percaya bahwa ibu hamil harus berbaring lurus saat gerhana agar bayi tidak lahir dengan sendi bengkok.

5. Dilarang Menggunakan Pisau
Di India, ada keyakinan ibu hamil tidak boleh memotong buah atau sayuran dengan pisau saat gerhana. Jika dilanggar, bayi dikhawatirkan lahir dengan bibir sumbing.

6. Dianjurkan Mengenakan Peniti
Berbeda dengan India, di Meksiko justru ibu hamil disarankan memakai peniti pada pakaian. Hal ini dipercaya bisa melindungi janin dari bibir sumbing akibat gerhana.

7. Harus Memakai Pakaian Merah
Masih di Meksiko, mitos lain menyebut ibu hamil dianjurkan mengenakan pakaian merah. Pakaian merah bersama peniti dipercaya mampu menjaga janin dari dampak buruk gerhana.

8. Dilarang Makan dan Bekerja
Di India juga berkembang mitos ibu hamil tidak boleh makan atau melakukan pekerjaan rumah saat gerhana berlangsung agar janin terhindar dari bahaya.

9. Bersembunyi di Bawah Tempat Tidur
Di Kotabumi, Lampung Utara, sebagian ibu hamil bersembunyi di bawah tempat tidur saat gerhana. Mereka percaya ritual ini, ditambah doa nenek yang mengusap perut calon ibu, bisa melindungi bayi agar tidak lahir cacat atau berwajah hitam.

Terkait beragam mitos tersebut, Buya Yahya menegaskan agar umat Islam tidak mempercayainya. Dilansir dari YouTube Buya Yahya, ia menyebut bahwa ketika terjadi gerhana, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan salat gerhana, bukan mengikuti ritual-ritual yang tak ada dasar syariat.

"Gerhana Matahari Rembulan Anda ngapain? Salat gerhana, bukannya masuk kolong, bukan pukul-pukul pohon biar berbuah, nggak ada itu semua, nggak boleh percaya seperti itu," kata Buya Yahya dalam kanal YouTube-nya, dikutip Minggu (7/9/2025).

Baca Juga : Tingkat Kepatuhan Rendah, Kontribusi Dana Infak ASN di Kota Batu Masih Minim

"Salatlah! salat, bukan masuk kolong. Kasihan, enggak usah masuk kolong, itu mitos tidak boleh ada yang percaya. Jadi kalau Anda menemukan gerhana sebaiknya salat gerhana." lanjutnya. 

Buya Yahya juga mengingatkan peristiwa pada masa Nabi Muhammad SAW, ketika Sayidina Ibrahim wafat bertepatan dengan terjadinya gerhana. Saat itu muncul anggapan bahwa gerhana terjadi karena wafatnya putra Nabi. Namun Rasulullah mengingatkn bahwa, "Gerhana bukan karena anakku wafat tapi ini tanda kebesaran Allah."

Dalam jurnal IAIN Kediri berjudul Gerhana dalam Perspektif Hukum Islam dan Astronomi disebutkan bahwa gerhana merupakan tanda kebesaran Allah SWT. Peristiwa ini menjadi pengingat agar manusia merendahkan diri, memperbanyak doa, dan menghadap kepada Sang Pencipta.
Allah SWT berfirman:

وَلَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ (٣٧)

Dan dari sebagian tanda-tanda-Nya adalah malam dan siang serta adanya Matahari dan Bulan. Janganlah kamu sujud kepada matahari atau Bulan, tetapi sujudlah kepada Allah yang menciptakan keduanya.” (QS. Fushshilat: 37)

Masih dari sumber yang sama, beberapa amalan yang dianjurkan saat terjadi gerhana adalah:
1. Memperbanyak Doa, Zikir, Istighfar, Takbir, Salat, dan Sedekah
Rasulullah SAW bersabda dari Aisyah:
"Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo'alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah salat dan bersedekahlah." (HR. Bukhari Muslim)

2. Melaksanakan Salat Gerhana
Salat gerhana dikerjakan tanpa azan dan iqamah. Panggilan salatnya adalah ash-ṣalātu jāmi'ah. Dalam hadis riwayat Muslim, Aisyah menyebut Nabi SAW melaksanakan salat dengan empat ruku’ dan empat sujud dalam dua rakaat.

3. Salat Gerhana Berjamaah di Masjid
Menurut Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, salat gerhana lebih utama dilakukan berjamaah di masjid, sebagaimana yang dilakukan Nabi Muhammad SAW.

4. Berkhutbah Setelah Salat Gerhana
Diriwayatkan, Rasulullah SAW berkhutbah setelah menunaikan salat gerhana. Beliau memuji Allah lalu bersabda:
"Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo'alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah salat dan bersedekahlah." (HR. Bukhari)

Itulah deretan mitos gerhana Bulan bagi ibu hamil serta penjelasan Islam mengenai fenomena ini. Jadi, daripada terjebak pada kepercayaan turun-temurun, lebih baik mengisi momen gerhana dengan doa, zikir, dan salat gerhana. Semoga informasi ini bermanfaat. 


Topik

Agama Salat Gerhana mitos Mitos Gerhana Bulan Ibu Hamil Hukum Islam



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Sri Kurnia Mahiruni