JATIMTIMES - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang tengah menggodok rencana operasional Bus Trans Jatim yang direncanakan segera melayani warga. Terobosan ini dikembangkan agar moda transportasi massal ini terintegrasi dengan trayek angkutan kota (angkot) yang sudah ada.
Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, menyampaikan bahwa pihaknya berkolaborasi dengan penyedia layanan angkot untuk menyelaraskan rute. Dari total 25 trayek angkot, 18 di antaranya masih aktif, sementara tujuh lainnya sudah tidak beroperasi, semuanya akan dievaluasi untuk mendukung bus Trans Jatim.
Baca Juga : Tekan Inflasi, Pemkot Batu Gelar Pasar Murah
“Dari 25 trayek, hanya tujuh yang tidak aktif. Sisanya kami berdayakan,” ujar Widjaja.
Bus Trans Jatim direncanakan singgah di dua terminal penting yakni Hamid Rusdi dan Landungsari. Terminal ini diharapkan menjadi pusat transit antara angkot dan bus antarkota, mempermudah warga mengakses kawasan perkantoran, pendidikan, hingga wisata di Kota Batu.
"Angkutan kota akan menjadi pendukung sehingga masyarakat bisa mengakses terminal yang memang disinggahi oleh bus Trans Jatim," sambung Widjaja.
Sebagaimana informasi dari Dishub Jatim, Bus Trans Jatim nantinya akan mengoperasikan enam koridor utama di Jawa Timur, termasuk dua yang baru dijalankan yakni koridor VI (Sidoarjo–Mojokerto) dan rencana koridor VII (Malang Raya). Kabupaten Malang saat ini baru mendapat sekitar 5 persen jangkauan, sehingga pengajuan perluasan rute tengah dilakukan.
Baca Juga : Wali Kota Wahyu Sebut Bus Trans-Jatim di Malang Akan Dimatangkan Bersama Pemprov Jatim
Bus Trans Jatim menawarkan tarif ramah bagi masyarakat, dimana untuk umum dipatok Rp 5.000, sementara untuk pelajar/santri hanya Rp 2.500.
Tersedia juga skema integrasi tiket (maksimal 2 jam antar koridor tanpa biaya tambahan) serta sistem pembayaran tunai maupun nontunai.
