JATIMTIMES - Gelombang demonstrasi yang berlangsung di berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir semakin memanas dan kerap berujung ricuh. Tidak hanya menimbulkan ketegangan di jalanan, aksi massa juga mulai merambah ke sejumlah titik vital yang dianggap rawan, termasuk markas kepolisian.
Di tengah situasi inilah, sebuah video berisi instruksi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kepada jajarannya bocor ke media sosial dan langsung menjadi sorotan publik.
Baca Juga : PAN Nonaktifkan Eko Patrio dan Uya Kuya dari DPR
Dalam video tersebut, Kapolri dengan tegas memberikan perintah agar setiap upaya massa yang mencoba menyerang maupun menerobos masuk ke Mako Brimob segera ditindak tegas tanpa keraguan.
Kapolri: “Haram Hukumnya Mako Diserang”
Dalam video yang dibagikan ulang akun X @intinyadeh, Kapolri menekankan bahwa markas kepolisian merupakan area terlarang yang wajib dijaga ketat. Ia menyebut tidak boleh ada pihak manapun yang menyerang atau mencoba memasuki Mako Brimob.
“Mulai hari ini haram hukumnya, ya, yang namanya Mako diserang. Haram hukumnya!” tegas Listyo Sigit, Minggu (31/8/2025).
Kapolri juga menegaskan agar anggotanya tidak ragu menggunakan tindakan tegas bila massa memaksa masuk ke area asrama polisi. Ia bahkan memerintahkan penggunaan peluru karet untuk melumpuhkan pelaku.
“Kalau sampai masuk ke asrama, tembak! Rekan-rekan punya peluru karet, tembak! Paling tidak kakinya. Tidak usah ragu-ragu,” ujarnya.
Kapolri Siap Bertanggung Jawab
Instruksi tegas itu juga disertai jaminan tanggung jawab penuh dari Kapolri. Ia menegaskan siap menanggung konsekuensi atas perintah yang dikeluarkan.
"Jadi tidak usah ragu-ragu, kalau ada yang menyalahkan, Kapolri Listyo Sigit Prabowo siap bertanggung jawab,” tambahnya.
Reaksi Netizen Terbelah
Bocornya rekaman tersebut langsung menuai pro dan kontra di kalangan warganet. Sebagian menilai langkah Kapolri justru memperkeruh keadaan dan bisa membahayakan warga sipil.
“Dari sekian banyak opsi buat nenangin massa aksi, dia malah bilang tembak. Dah lah ampun,” tulis akun @4ngel*.
“Keliatan yaa polis Indo ini otaknya rada-rada, bukannya menengani malah mau membunuh sipil. Padahal mereka jg dijadikan budak alat sama penguasa,” komentar akun @beau*.
Namun, tidak sedikit pula yang membela sikap tegas Kapolri. Mereka menilai masuknya massa ke asrama polisi sudah termasuk tindakan kriminal karena di sana terdapat keluarga anggota kepolisian.
“Kalau masuk asrama dilarang mah setuju aja, di sana ada keluarga yang tidak bersalah. Kalo nyerang asrama udah salah sasaran jauh itu mah, fokus ke DPR plisss,” tulis akun @rock*.
Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo membenarkan narasi yang kini sedang viral di media sosial itu. Ia mengaku memberikan arahan serupa kepada jajaran soal massa aksi yang ingin menyerang Mako dari kepolisian.
"Ya (benar), saya juga perintahkan yang terobos Mako Polri harus ditindak tegas dan terukur karena Mako Polri adalah representasi dari negara kita," ujarnya saat dikonfirmasi lewat pesan singkat, Minggu (31/8).
Ia menjelaskan tindakan tegas itu harus ditempuh lantaran Polri merupakan representasi dari negara. Dedi menyebut Negara tidak boleh kalah dengan pihak-pihak yang ingin merusak kesatuan Indonesia.
"Perusuh harus diambil tindakan tegas. Kalau Polri runtuh maka negara akan runtuh," tuturnya.
Arahan Presiden Prabowo
Sebelum video tersebut bocor, Presiden Prabowo Subianto telah lebih dulu memberikan arahan tegas kepada TNI-Polri. Ia meminta aparat untuk bertindak cepat menghadapi massa anarkis yang dikhawatirkan mengganggu stabilitas nasional.
Kapolri Listyo Sigit menyampaikan arahan Presiden usai menemui Prabowo pada Sabtu (30/8/2025).
"Arahan Presiden jelas, khusus untuk tindakan-tindakan anarkis, TNI dan Polri diminta mengambil langkah tegas sesuai dengan undang-undang,” kata Kapolri dikutip Antara, Minggu (31/8/2025).
Ia menambahkan, aparat gabungan akan terjun langsung demi menjaga ketertiban umum dan mengembalikan rasa aman masyarakat.
“Informasi yang kami terima, masyarakat sudah mulai gelisah dan takut. Karena itu, aparat akan segera bergerak memulihkan situasi. Semua ini demi kepentingan masyarakat luas dan menjaga stabilitas nasional,” ujarnya.
