JATIMTIMES - Berawal dari usaha katering rumahan, Winda Yasinta, perajin asal Kepanjen, Kabupaten Malang, kini sukses mengembangkan bisnis kerajinan anyaman rotan sintetis. Produk anyaman itu telah menembus pasar internasional.
Melalui brand Wien Collection Barik & Craft, Winda memproduksi beragam kerajinan tangan, mulai dari tas, suvenir pernikahan, hingga perlengkapan hajatan, dengan melibatkan masyarakat sekitar sebagai pengrajin.
Baca Juga : Inflasi Kota Malang Terkendali, Bulog Ungkap Peran Beras Murah dan Bantuan Pangan
Winda memulai usahanya pada 2016, setelah pindah dari Malang ke Kepanjen karena alasan dinas keluarga. Awalnya ia membuat batik, yang sebagian diolah menjadi baju dan sebagian lainnya menjadi tas kain. Namun, pasar yang terus berkembang membawanya pada ide untuk memproduksi anyaman rotan sintetis.
“Dulu awalnya batik, lalu berkembang membuat tas dari kain. Dari situ kita melihat peluang di anyaman rotan sintetis karena banyak permintaan, terutama untuk suvenir pernikahan dan hajatan,” jelas Winda.

Modal awal yang ia keluarkan mencapai Rp 10 juta. Sebagian besar untuk membeli bahan rotan sintetis dari pabrik di kawasan Sawojajar, Malang. Produk-produk yang dihasilkan pun bervariasi, dengan harga mulai Rp 5.000 hingga Rp 200.000, tergantung bahan dan kualitasnya.
Tidak hanya mengembangkan produk, Winda juga memberdayakan masyarakat sekitar. Dalam jumlah pesanan besar, ia melibatkan hingga 12 pengrajin, termasuk anak-anak muda di lingkungannya.
Pasarnya pun tak hanya lokal. Melalui jaringan pertemanan dan kerja sama lintas negara, produk Wien Collection pernah dikirim ke China dan Arab Saudi. “Ada teman-teman dari luar negeri yang ambil langsung produk kita,” ungkapnya.
Untuk pemasaran, Wien Collection memanfaatkan berbagai kanal, mulai dari galeri fisik di Kepanjen, media sosial seperti TikTok, Instagram, dan Facebook, hingga kerja sama dengan berbagai instansi.
Baca Juga : Dari Dapur Rumah ke Pasar Dunia: Perjalanan 15 Tahun UMKM Jamu Hidayatus Shofiah
Pandemi Covid-19 sempat membuat penjualan menurun drastis selama dua tahun. Meski begitu, Winda dan tim tetap berkarya dari rumah, mempersiapkan desain dan stok produk. “Memang penjualan tidak seramai sekarang, tapi produksi tetap jalan,” katanya.

Selain mengelola Wien Collection, Winda juga menjabat sebagai ketua Asosiasi Kraft Kabupaten Malang (Asokama), wadah bagi pelaku industri kecil menengah (IKM) yang memproduksi kerajinan. Melalui Asokama, ia mendorong para perajin lokal untuk terus berinovasi dan memperluas pasar.
Dengan ketekunan dan strategi pemasaran yang konsisten, Winda Yasinta membuktikan bahwa kerajinan lokal bisa bersaing di pasar global, sekaligus mengangkat perekonomian masyarakat sekitar.