Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Agama

Bolehkan Umat Muslim Berkunjung ke Al Ula? Ini Penjelasan Habib Ja’far 

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Nurlayla Ratri

29 - Jul - 2025, 13:25

Placeholder
Salah satu resort di kawasan Al Ula. (Foto: laman booking.com)

JATIMTIMES - Pertanyaan soal boleh tidaknya umat Muslim berkunjung ke kawasan Al Ula kembali mencuat. Pasalnya, kawasan yang dulunya dikenal sebagai Madain Saleh atau Al Hijr ini disebut dalam sejarah Islam sebagai wilayah yang pernah dilaknat oleh Allah karena pembangkangan kaum Tsamud terhadap Nabi Saleh AS.

Dalam episode podcast Di Atas 12, Husein bin Ja'far Al Hadar atau lebih dikenal dengan Habib Ja’far, membahas kontroversi tersebut. Ia mempersoalkan wilayah Madain Saleh yang kini ramai dibangun sebagai lokasi wisata dan resort mewah.

Baca Juga : Doa Pengusir Jin yang Diajarkan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW

"Ada sebuah area yang dikutuk Nabi Muhammad tapi sampai sekarang malah dibangun jadi resort mewah, Al Ula," ujar Habib Ja'far dalam podcast tersebut, dikutip Selasa (29/7/2025). 

Namun, setelah ditelusuri lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa wilayah yang dikutuk tersebut lebih tepatnya adalah Madain Saleh atau dikenal juga dengan nama Hegra, bukan keseluruhan kawasan Al Ula.

"Jadi Al Ula itu lebih besar lagi daripada Madain Shaleh dan Hegra," tambahnya.

Dijelaskan juga dalam podcast tersebut Madain Saleh merupakan situs arkeologi yang pada 2008 diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia. Situs ini dikenal sebagai pemukiman kaum Tsamud yang mahir mengukir batu untuk dijadikan tempat tinggal.

"Betul, kaum Tsamud dikenal karena ukiran batu-nya. Sehingga kalau disana ditemukan arkeologi-arkeologi yang memukau, ya iya, memang sejarahnya begitu," kata Habib Ja’far.

Lebih lanjut, ia menjelaskan latar belakang kenapa tempat ini menjadi wilayah yang dihindari Nabi Muhammad SAW.

"Cuman kan kenapa kemudian dilarang (dikunjungi), karena kaum Tsamud itu kan kaum yang membangkang kepada nabinya, Nabi Saleh. Sampai akhirnya Nabi Saleh diminta (kaum Tsamud) 'kalau memang lu datang sebagai utusan Tuhan, apa yang memukau sebagai keajaiban bagi kami?'" kata Habib Ja'far. 

Nabi Saleh kemudian menunjukkan mukjizat berupa keluarnya seekor unta betina dari batu, namun tetap saja kaum Tsamud tidak beriman dan bahkan menyembelih unta tersebut.

"Akhirnya unta tadi disembelih sama kaum Tsamud dan akhirnya dikutuk oleh Allah. Nah itu disebutnya daerahnya Madain Shaleh." ujarnya. 

Habib Ja’far menyebut, Rasulullah SAW pernah melewati kawasan tersebut tanpa berhenti sama sekali. "Kata Nabi, jangan pernah kesana kecuali menangis dan kalau tidak menangis jangan kesana, karena kau akan mendapatkan kutukan itu." jelas Habib Ja'far. 

"Nabi (Muhammad) pernah melewati itu, dan Nabi bergegas, nggak tolah-toleh, melewati tempat itu tanpa melakukan hal apapun termasuk tanpa minum disana." tambahnya. 

"Nggak boleh mengkonsumsi air atau makanan dari sana. Jadi pokoknya kalau disana itu bergegas aja. Kalau bisa lari dan tidak boleh mengkonsumsi apapun, termasuk," imbuh Habib Ja'far.

Baca Juga : Wali Kota Malang Bakal Permak Tampilan Perpustakaan Kota jadi Mirip Mall

Yang bikin heran, justru ada sejumlah resort mewah berdiri tak jauh dari kawasan yang dilarang itu. Bahkan lokasinya kian mendekat ke situs bersejarah Madain Shaleh. Dari resort-resort itu, pengunjung bahkan bisa melihat langsung kompleks Hegra yang terkenal itu. Jaraknya pun sangat dekat, mungkin hanya sekitar dua kilometer saja, batu-batu besar khas Hegra tampak jelas dari sana.

"Kalau posisinya gua itu ada satu doktrin dalam Islam yang disebut Wara' atau kehati-hatian, lebih baik hati-hati atau yaudah nggak (datang) aja," tegas Habib Ja'far. 

Namun begitu, pandangan berbeda datang dari pakar Al-Qur’an KH Ahsin Sakho. Menurutnya, umat Islam diperbolehkan mengunjungi kawasan Madain Saleh selama tujuan kunjungan adalah untuk mengambil pelajaran, bukan sekadar wisata biasa.

“Jadi yang penting itu di sana kita bisa mengambil ibrah, pelajaran dari kaum Tsamud, wa tsamudalladzina jabus-sakhra bil-wad wa fir’auna dzil-autad. Jadi kalau seandainya orang datang ke sana dalam rangka untuk berwisata religi menurut saya boleh-boleh saja,” kata Kiai Ahsin, mengutip QS Al-Fajr ayat 9-10. 

Ia menjelaskan bahwa bangsa Tsamud adalah kaum yang memiliki peradaban maju, namun tetap dibinasakan Allah karena kedurhakaan mereka. Dengan melihat langsung sisa-sisa peradaban tersebut, diharapkan umat Muslim bisa mengambil pelajaran penting tentang akibat dari pembangkangan terhadap perintah Allah.

“Jadi menurut saya sendiri (mengunjungi Madain Saleh) itu bukan sesuatu yang harom, tapi hendaklah orang itu mengimbangi peringatan Nabi dengan mengambil pelajaran. Saya juga ingin ke sana, oh dulu tempatnya kaum Tsamud, jabus-sakhra bil-wad. Orang yang melihat berbeda dengan orang yang mendengarkan,” jelasnya.

Menurut Kiai Ahsin, Rasulullah SAW tidak secara mutlak melarang sahabat atau umatnya untuk berkunjung ke Madain Saleh. Namun beliau menekankan agar tidak berlama-lama di sana, sebagai bentuk kehati-hatian.

Hal ini juga berlaku pada tempat lain seperti Wadi Muhassir, lembah antara Muzdalifah dan Mina, yang juga disebut dalam sejarah sebagai lokasi azab Allah terhadap pasukan Abrahah.

“Jadi, kalau zaman Nabi SAW itu, kalau seandainya kamu masuk ke wilayah ini jangan lama-lama di sini. Sama seperti Nabi memerintahkan (berjalan cepat) Wadi Muhassir,” kata Kiai Ahsin.


Topik

Agama Al Ula Madain Saleh Habib Ja'far



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Nurlayla Ratri