MALANGTIMES - Untuk mewujudkan Malang sebagai Kota Wisata Halal, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang telah membuat Desain, Strategi, dan Rencana Aksi (DSRA) pengembangan destinasi pariwisata halal. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni, DSRA diinisiasi oleh Kementrian Pariwisata.
"Itu sudah kita buat untuk Malang Raya malah. Diinisiasi oleh Kementrian Pariwisata kemudian setelah Kementrian Pariwisata menghadirkan tentang DSRA itu kita menindaklanjuti. Kegiatan tumpuannya memang di Kota Malang," ungkapnya saat ditemui di Universitas Merdeka beberapa waktu lalu di sela acara kebudayaan.
Baca Juga : Hari Ini, Pemkot Malang Luncurkan Bansos Tahap Awal bagi Warga Terdampak Covid-19
Lebih lanjut Ida menjelaskan bahwa Disbudpar sudah menunjuk dan meminta kepada beberapa hotel dan restoran untuk menjadi halal tourism. Untuk hotel saat ini masih ada dua, sementara restoran sementara ini ada tiga. Apa saja hotel dan restoran itu?
"Hotel baru dua, Hotel Regent dan Guest House UB. Kalau restorannya ada Taman Indie, ada Resto Inggil, dan ada Halalan Thoyyiban binaannya dari Brawijaya," ujarnya.
Nah, untuk implementasinya menurut Ida ialah secepat mungkin. Namun, perlu diberikan pemahaman konsep halal kepada masyarakat. Konsep halal di hotel dan restoran bukan berarti tempat itu hanya untuk kaum muslim saja.
"Mereka menganggap bahwa halal itu untuk muslim, padahal tidak hanya untuk muslim. Hanya saja memang mengacu pada syariat ajaran Islam. Tapi kan nggak ada salahnya kalau bagus dan malah nyaman," ungkapnya.
Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji dalam kesempatan lain membeberkan bahwa konsep wisata halal ialah bagaimana hotel dan sentra kuliner bisa menyediakan sesuatu yang halal.
Baca Juga : Bantuan Pangan Non Tunai di Kota Batu Sudah Cair, Berikut Jadwal dan Lokasi Tokonya
"Hotel misalnya, ke depan akan ada tempat salat dan tempat wudhu yang sesuai syar'i. Dan harus ada Al Quran di setiap kamar sehingga bisa digunakan untuk beribadah bagi umat muslim," ujarnya.
"Termasuk di mal harus ada standar musala yang bisa mewadahi banyak jamaah salat dan tempat wudhu yang layak," imbuhnya.
Khusus untuk kuliner, nantinya konsep wisata halal akan lebih kepada bagaimana makanan yang dijual halal, sehat, dan aman.