JATIMTIMES - Perseteruan antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kembali memanas. Saling sindir antara Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) terus terjadi.
Paling anyar, sekelompok orang yang mengaku sebagai Aliansi Santri Gus Dur mengadakan demonstrasi di depan Gedung PBNU pada Jumat (2/8/2024) lalu.
Baca Juga : Sudah Tahu? Ini Manfaat Mengamalkan Surah Al Fatihah Setiap Hari
Di tengah ramainya perseteruan ini, tulisan lama Gus Yahya di Facebook pada 17 Juli 2019 kembali viral. Tulisan tersebut menggambarkan betapa ketiga tokoh tersebut sangat dekat dan bersahabat di masa lalu.
Dalam tulisannya berjudul "Orang-Orang NU-Ku (mungkin bagian I)", Gus Yahya mengenang masa-masa indah di tahun 1990-an bersama Cak Imin dan Gus Ipul.
"Kok ya bisa-bisanya aku tuh nggak punya potonya Muhaimin dan Saipul berdua. Padahal hatiku selalu terasa hangat kalau mengingat mereka. Dua puluh tahun yang lalu, aku menyombongkan diri kemana-mana sebagai salah satu orang kuat di Indonesia, karena aku adalah keponakannya temannya Presiden sekaligus temannya keponakannya Presiden," tulis Gus Yahya.
Ia mengenang pernah turun dari bus di Bungurasih bertiga bersama Cak Imin dan Gus Ipul, lalu naik taksi ke Rembang.
"Suatu malam, tengah malam, kami bertiga turun dari bis di Bungur Asih—aku tak ingat lagi waktu itu tadinya naik dari mana—lalu naik taksi ke Rembang. Lupa juga ngobrol apa saja sepanjang jalan. Tapi aku senantiasa mengenang pengalaman itu—akhir 90-an, sekitar setahun sebelum Soeharto lengser—sebagai luntang-lantungnya manusia-manusia undal-undul yang tidak terdaftar dalam peta sejarah, mencari-cari sesuatu—apa saja yang bisa memberi makna pada hidup. Apakah 'hidup' yang ada di hati dan pikiran waktu itu? NU," ungkapnya.
Gus Yahya menyebut Cak Imin dan Gus Ipul sebagai dua orang kesayangannya yang dulunya saling merangkul di NU.
"Kini, seandainya Google Maps memasukkan lanskap sejarah ke dalam algoritmanya, pasti dengan mudah kau dapati koordinat dua orang kesayanganku itu dengan pinning yang menyolok. Muhaimin yang susah dimatikan sekencang apa pun badai sejarah membanting-bantingnya, Saipul yang bolak-balik dikira mati jebulnya selalu njenggelek lagi," jelasnya.
Gus Yahya pun menggambarkan Cak Imin dan Gus Ipul adalah dua tokoh yang saling bergandengan. Kedunya adalah sama-sama tokoh NU.
"Setiap orang yang bertindak pasti punya pemuji dan pembenci. Kalau tak ada satu pun orang membencimu, berarti kamutu cuma tidur melulu. Muhaimin dan Saipul itu, apa pun yang mereka pergulatkan, bertarung maju ataupun bertahan, apa pun penilaian orang, aku tahu dengan hatinya Bahwa yang paling besar dalam keprihatinan jiwa-raga mereka ditengah segala jatuh-bangun, saling pukul atau : bergandeng tangan, adalah: NU," pungkas Gus Yahya.

Tulisan lama Gus Yahya kembali viral di tengah perseteruan PKB dan PBNU. (Foto: TikTok)
Usut punya usut, di 2017 lalu, Cak Imin juga getol mengusung Gus Ipul dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2018-2023. Bahkan demi Gus Ipul, Cak Imin meminta Khofifah tak maju dalam Pilgub tersebut.
Gus Ipul sendiri juga maju di Pilwali Kota Pasuruan didukung oleh PKB dan Golkar. Hal ini menunjukkan sebelumnya hubungan Gus Ipul dengan Cak Imin juga baik-baik saja.
Baca Juga : Jengkel dengan Balapan Liar, Warga Bontang Lempari Pebalap hingga Jatuh
Namun saat Pilpres 2024 lalu, Gus Ipul mengingatkan warga NU untuk tidak memilih calon yang didukung oleh Ustaz Abu Bakar Ba'asyir. Diketahui kala itu, Ustaz Abu Bakar Ba'asyir kepada paslon nomor urut 01, Anies-Muhaimin.
Ketegangan antara PBNU dan PKB ini mulanya dipicu oleh pembentukan Panitia Khusus Hak Angket Haji 2024 oleh DPR untuk menyelidiki kekacauan penyelenggaraan haji tahun ini. Pembentukan Pansus Haji yang diinisiasi oleh Cak Imin diduga oleh Gus Yahya sebagai upaya menyerang lembaganya serta Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, yang merupakan adik kandungnya. Gus Yahya mencurigai ada motif pribadi di balik pembentukan Pansus Haji tersebut.
Di tengah ketegangan ini, Gus Yahya menyatakan bahwa PBNU akan mengkaji hubungan dengan PKB. Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf, menyebut bahwa PBNU ingin meluruskan sejarah dan mengembalikan PKB kepada PBNU sebagai pemilik sah.
Cak Imin merespons keras pernyataan Gus Yahya dan Gus Ipul, menuduh mereka melanggar khittah NU dan mempolitisasi organisasi Islam terbesar di Indonesia itu.
"Omongan Yahya dan Saipul enggak laku. Yang rusak itu Yahya sama Saipul, kok PKB ditarik-tarik untuk ikut rusak, apa nggak semakin menurunkan tingkat kepercayaan pada PBNU? Melanggar khittah yang ditegaskan mereka sendiri," kata Cak Imin melalui akun X pribadinya.
Ketegangan semakin memanas ketika sekelompok orang yang mengaku sebagai Aliansi Santri Gus Dur demonstrasi di depan gedung PBNU. Sementara itu GP Ansor dan Banser pum dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung PBNU.
Dalam aksi tersebut, para demonstran menuntut agar Gus Yahya dan Gus Ipul mundur dari jabatannya karena dianggap menyimpang dari tujuan utama PBNU.
Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin, meminta agar tidak ada lagi demonstrasi di depan kantor PBNU, mengingat gedung tersebut telah melahirkan banyak ulama besar yang berdedikasi untuk NU.
“Aksi-aksi kemarin cukup terakhir kalinya, jangan takut-takut usir mereka semua. Kalau bandel gebuk mereka semua karena bagaimanapun gedung ini merupakan gedung kita semua. Gedung keramat, gedung yang melahirkan banyak ulama,” kata Addin, dilansir Instagram GP Ansor.
Addin juga menyatakan dirinya sebagai panglima tertinggi Banser akan memimpin pasukan untuk siaga di gedung PBNU. "Kami lakukan untuk merespons perkembangan mutakhir. Saya perintahkan kader Ansor Banser tetap satu komando, satu barisan, jangan terpecah-pecah," pungkas Addin.