JATIMTIMES - Fenomena alam Gerhana Matahari Total (GMT) bakal terjadi pada 8 April 2024. Hal ini membuat banyak warganet penasaran hingga menjadi trending dalam penelusuran Google, Minggu (7/4) dengan kata kunci "gerhana matahari total 8 April".
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan GMT terjadi lantaran bulan melintas di antara Matahari dan Bumi, sehingga menutupi seluruh permukaan Matahari, yang seharusnya terlihat dari Bumi. Saat fenomena ini terjadi, maka langit akan gelap seperti fajar atau senja.
Baca Juga : 8 Negara Tujuan Ekspor Kerupuk dan Keripik Indonesia, Korsel Jadi Nomor 1
Melansir keterangan resmi BMKG, berikut ini proses GMT yang akan berlangsung pada 8 April besok:
- Dimulai dengan gerhana matahari sebagian pukul 15:42 UT (22:42 WIB)
- Mulai memasuki GMT pukul 16:39 UT (23:39 WIB)
- Puncak GMT terjadi pada 18:17 UT (tanggal 9 April 2024, pukul 01:17 WIB)
- GMT berakhir pada 19:56 UT (tanggal 9 April 2024, pukul 02:56 WIB)
- Diakhiri dengan gerhana matahari sebagian pukul 20:52 UT (tanggal 9 April 2024, pukul 03:52 WIB)
Adapun GMT 8 April 2024 ini hanya dapat disaksikan di Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada. Sayangnya, di Indonesia tidak dapat menyaksikannya, karena pada saat GMT tersebut berlangsung, wilayah Indonesia akan berada pada sisi gelap bumi (waktu malam hari).
Di Jawa, gerhana matahari total dianggap sebagai peristiwa yang sangat penting dan seringkali diiringi oleh berbagai mitos dan kepercayaan tradisional. Berikut beberapa mitos yang terkait dengan gerhana matahari total menurut kepercayaan Jawa:
1. Rahu dan Surya
Menurut mitologi Hindu-Jawa, gerhana matahari total disebabkan oleh Dewa Rahu yang mencoba menelan matahari. Rahu merupakan salah satu dewa dalam mitologi Hindu yang dianggap sebagai penyebab terjadinya gerhana. Ketika Rahu mencapai matahari, terjadilah gerhana.
2. Makan dan Minum
Baca Juga : 8 Amalan Sunnah Saat Idul Fitri: Sambut Hari Kemenangan Penuh Berkah dan Kebahagiaan
Di beberapa daerah Jawa, ada kepercayaan bahwa selama gerhana matahari total, orang tidak boleh makan atau minum. Hal ini diyakini dapat menghindari sakit perut atau gangguan kesehatan lainnya yang disebabkan oleh energi negatif yang muncul selama gerhana.
3. Upacara dan Doa
Selama gerhana matahari total, masyarakat Jawa seringkali melakukan upacara keagamaan atau membaca doa-doa khusus untuk mengusir roh jahat dan memohon perlindungan dari Tuhan. Mereka percaya bahwa melakukan upacara ini dapat menjaga keamanan dan kesejahteraan selama peristiwa gerhana.
4. Menyiram Air
Ada juga kepercayaan bahwa menyiram air ke tanah selama gerhana matahari total dapat membersihkan diri dari energi negatif atau roh jahat yang mungkin hadir selama peristiwa tersebut. Ini dianggap sebagai bentuk perlindungan spiritual selama gerhana.
5. Larangan Melakukan Aktivitas Penting
Beberapa masyarakat Jawa menganggap gerhana matahari total sebagai waktu yang tidak cocok untuk melakukan aktivitas penting atau mengambil keputusan besar. Mereka percaya bahwa energi negatif yang muncul selama gerhana dapat membawa kesialan atau masalah.
Mitos-mitos ini mencerminkan warisan budaya dan spiritual yang kaya di Jawa, di mana peristiwa alam seperti gerhana matahari total dianggap memiliki makna dan pengaruh yang mendalam dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.