MALANGTIMES - Mantan Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Dr Haris Supratno menilai perguruan tinggi di Indonesia saat ini kehilangan napas demokratis. Padahal, kampus awalnya merupakan cikal bakal tumbuhnya semangat demokratis untuk mempertahankan hak dan pendapat mereka.
"Kampus dulu dianggap pelopor demokratisasi. Tapi akhir-akhir ini sudah redup dan bahkan bisa dikatakan tidak ada," katanya saat menjadi panelis dalam sidang senat Universitas Negeri Malang (UM) dengan agenda Pemaparan Visi, Misi, dan Program Kerja Bakal Calon Rektor UM Periode 2018-2022 yang berlangsung di Graha Cakrawala UM, Kamis (23/8/2018).
Baca Juga : Ungkapan Mahasiswa Asing UIN Malang yang Terisolasi di Kampus
Pria yang dua kali menjabat sebagai rektor Unesa (2001- 2010) itu menilai salah satu bentuk memudarnya demokratisasi di lingkungan kampus terkait pemilihan rektor. Sebab, saat ini, pemilihan rektor tidak hanya menjadi kewenangan senat, tetapi ada "campur tangan" Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
"Jadi, walaupun Anda (salah satu bakal calon rektor UM; red) menang dalam senat, belum tentu nanti menang sebagai rektor. Soalnya. otiritas ada di Kemenristekdikti," tandas Haris.
Hal lain yang turut mencederi demokratisasi di lingkup perguruan tinggi adalah otoritas dari seorang rektor itu sendiri. Rektor saat ini dapat menunjuk dosen mana pun untuk duduk mendampinginya di kursi khusus kampus.
Kenyataan itu tentunya berbeda dengan sebelumnya. Untuk membuat keputusan, dulu seorang rektor harus berembuk terlebih dulu dengan para senat. Kondisi itu pun sangat Haris sayangkan dan berharap ada solusi tepat untuk mengatasinya.
Baca Juga : Masih Siaga Covid-19, UB Mudahkan Proses Daftar Ulang Mahasiswa Baru
Bukan hanya terkait demokratisasi. Haris juga berpendapat jika otonomi perguruan tinggi kini hilang, tak seperti yang digembor-gemborkan. Sebab, segala kepentingan tetap berada di Kemenristekdikti. Bahkan hal yang bersifat administratif sekalipun harus mengikuti aturan yang telah dibuat. "Kalau tidak diikuti, ya mungkin akan tersingkir," pungkasnya. (*)
