JATIMTIMES - Bupati Malang HM. Sanusi mengungkapkan tujuan budidaya garam dengan teknologi thunnel di Kampung Garam Bajulmati, Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan.
Menurut Sanusi, budidaya garam thunnel merupakan upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang untuk menekan angka kemiskinan yang saat ini berada di angka 9,5 persen atau 257 ribu warga Kabupaten Malang dinyatakan miskin.
Orang nomor satu di lingkungan Pemkab Malang itu bersama Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto pun berkesempatan melakukan panen garam yang dibudidaya menggunakan teknologi thunnel di Kampung Garam Bajulmati.
Sanusi menjelaskan, teknologi thunnel sendiri merupakan salah satu terobosan dari Pemkab Malang yang didukung oleh Pusat Studi Pesisir dan Kelautan Universitas Brawijaya, serta Kelompok Usaha Garam (Kugar) Bajulmati Sejahtera.
Melalui teknologi thunnel atau tempat dengan penutup plastik di atasnya, garam yang dihasilkan semakin bagus. Pasalnya, proses budidaya garam tersebut tidak terganggu air hujan karena terdapat penutup plastik yang mencegah garam rusak karena air hujan.
Selain itu, menurut Sanusi, dengan teknologi thunnel, garam yang didapatkan juga akan terhindar dari kotoran hewan maupun debu yang beterbangan.
"Sehingga menghasilkan garam premium yang sangat bersih, putih, bagaikan kristal," ungkap Sanusi saat berada di Kampung Garam Bajulmati, Rabu (15/11/2023).

Sanusi mengungkapkan, hal itu dikarenakan kondisi air laut di wilayah Malang Selatan yang masih bersih dan tidak terkontaminasi oleh polusi dari mesin-nesin kapal yang mengarungi lautan.
"Ini hanya cocok di Malang Selatan karena air lautnya masih bersih, tidak terkontaminasi mesin-mesin kapal yang mengarungi lautan. Di sini juga tidak ada kapal nelayan yang mencemari lautan, sehingga garamnya benar-benar bersih," ujar Sanusi.
Sanusi juga menyebut, garam premium yang putih bersih bagaikan kristal yang dibudidaya melalui teknologi thunnel hanya ada di Kabupaten Malang. "Ini baru di Kabupaten Malang yang bisa berbuat seperti ini. Ini juga masuk empat besar nominasi go public inovasi di Jawa Timur," kata Sanusi.
Pria asli Gondanglegi, Kabupaten Malang, itu berharap agar tim juri dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dapat memberikan nilai terbaik terkait dengan inovasi teknologi thunnel untuk budidaya garam di Kampung Garam Bajulmati.
"Mudah-mudahan nanti tim juri memberi nilai yang terbaik dengan harapan dapat bantuan dari Pemprov Jatim maupun pusat untuk mengentaskan kemiskinan di Malang Selatan," kata Sanusi.
Lebih lanjut, bupati juga menjelaskan nilai ekonomis dari budidaya garam dengan teknologi thunnel ini. Lahan dengan luasan 5.000 meter persegi dapat menghasilkan delapan ton garam dalam waktu enam bulan dengan nilai penjualan hingga Rp 40 juta.
"Sehingga setengah hektare itu bisa menghasilkan Rp 80 juta dalam setahun. Harapannya satu hektare tanah di sini, itu bisa Rp 160 juta itu sudah di atas rata-rata hasil pertanian, baik padi maupun tebu yang rata-rata per hektare hasilnya Rp 100 juta," pungkas Sanusi.