JATIMTIMES - Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus masih terhitung lama, bahkan masih kurang beberapa hari masuk bulan Agustus. Namun walau masih kurang beberapa minggu, di Kabupaten Situbondo sudah mulai tampak lapak musiman yang menjual pernak-pernik HUT Kemerdekaan RI bernuansa merah putih.
Penjual pernik kemerdekaan yang mayoritas berasal dari luar kota, memutuskan untuk mulai berjualan di minggu terakhir bulan Juli bukan tanpa alasan. Seperti yang disampaikan salah satu penjual, Dedi (37) asal Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.
Baca Juga : Pemilu Tinggal 6 Bulan Lagi, Ini Pesan Waketum Gerindra Sugiono di Kediri
Dedi mengatakan jika selama 2 tahun sebelumnya penjualan sempat sepi karena COVID-19. Sehingga, masyarakat tidak melakukan aktivitas perlombaan atau sekadar merias rumahnya.
"Sengaja jualan jauh-jauh hari, selain memang masyarakat baru selesai menghadapi COVID-19, juga karena masyarakat sudah kangen mengadakan 17an," ujarnya, Kamis (27/7/2023).
Lebih lanjut, Dedi mengungkapkan dirinya tidak sendiri berjualan di sekitar Situbondo kota. Ada 10 orang dalam satu rombongan yang berjualan menyebar.
"Satu rombongan naik bus dari Garut, turun Surabaya lalu oper bis Surabaya-Banyuwangi, turun Situbondo," ungkapnya.
Telah berjualan 2 hari, sejak Selasa kemarin dirinya sudah berhasil menjual beberapa buah bendera merah putih.
"Kalau harganya mulai dari 10 ribu sampai 400 ribu, tergantung jenis pernak perniknya," jelas Dedi kepada JatimTIMES.
Pernak-penik tersebut bukalah milik Dedi sendiri maupun produk sendiri. Dia hanya menjualkan barang milik bosnya.
"Ada bosnya, saya hanya jual nanti bagi hasil," imbuhnya.
Baca Juga : Boyongan Pedagang Pasar Loak, DPRD Kota Blitar Minta Pemkot Bantu Akomodasi
Tahun kemarin saja, kata Dedi yang sudah 2 kali berjualan pernik kemerdekaan di Situbondo, kebanyakan pembeli dari berasal dari kalangan menengah ke atas.
"PNS ada, orang biasa ada," katanya.
Mulai menjamurnya lapak dadakan penjual pernak-pernik kemerdekaan tersebut, nyatanya menambah ketertarikan minat masyarakat untuk membeli. Muhammad Yoga atau akrab dipanggil Yoga, warga Desa Dawuhan Kecamatan Kota Situbondo menjelaskan dirinya lebih memilih membeli jauh-jauh hari dikarenakan harganya bisa lebih murah.
"Biasanya kalau masih lama Agustus itu harganya murah, kalau sudah mendekati pasti naik harganya," jelas Yoga.
Selain harganya murah, Yoga mengaku lebih suka membeli di lapak dadakan pinggir jalan daripada di toko.
"Macamnya banyak dan yang paling penting bisa ditawar," pungkasnya.