MALANGTIMES - Kasus pembuangan bayi di wilayah Kabupaten Malang cukup tinggi. Setahun 2017 ini, sudah ada tujuh kasus pembuangan bayi. Termasuk yang terjadi terakhir di Dusun Krajan, Desa Ngroto, Kecamatan Pujon, Kamis 14 Desember lalu.
Maraknya pembuangan bayi itu diduga hasil hubungan gelap. Sang ibu yang malu nekat membuang buah hatinya.
Berdasarkan data yang dihimpun MalangTIMES dari Dinas Sosial Kabupaten Malang, pembuangan bayi tahun 2017 diawali Kamis 10 Agustus lalu sekitar pukul 05.30 WIB. Salah satu warga Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, menemukan bayi laki-laki di dasar jurang sedalam 20 meter. Bayi itu dibungkus plastik.
Ketika itu, bayi ditemukan dalam kondisi hidup dan tergeletak di saluran irigasi sungai yang tak ada airnya. Berat badan bayi sekitar 2 kilogram dengan panjang 41 sentimeter.
Kedua, penemuan bayi terjadi di tepi jalan jembatan Sungai Biru, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengam, pada 6 September 2017 pukul 21.00 WIB. Bayi berjenis kelamin laki-laki ini ditemukan pasangam suami istri Sarmin (60) dan Marsati (50) di dalam tas plastik besar. Ketika ditemukan dan dibawa ke rumah sakit, bayi mungil itu memiliki bobot 3 kilogram dan panjang 50 sentimeter.
Selang hampir dua bulan, tepatnya Minggu 5 November 2017, ada dua kasus pembuangan bayi di wilayah yang sama, yaitu di Kecamatan Pakisaji, dengan lokasi berbeda. Pertama, bayi ditemkan di Desa Kendalpayak. Bayi berjenis kelamin perempuan itu ditemukan sekitar pukul 06.30 WIB di dalam kardus di depan rumah warga setempat. Bayi ini memiliki berat badan 3 kilogram dan panjang 51 sentimeter dalam keadaan sehat.

Pada hari yang sama, juga terjadi kasus pembuangan bayi di Desa Genengan. Bayi yang ditemukan warga di pinggir jalan itu terbungkus kantong plastik dalam kondisi sudah tak bernyawa. Warga menemukan bayi laki-laki ini sekitar pukul 08.30 WIB.
Kelima, muncul kasus pembuangan bayi pada 23 November 2017 lalu yang menggegerkan warga Desa Pait, Kecamatan Kasembon. Bayi perempuan ditemukan warga di dalam tas di pinggir jembatan Dusun Boreh. Bayi cantik itu memiliki berat 3 kilogram dengan panjang 50 sentimeter.
Awal Desember, tepatnya Jumat 1 Desember lalu, warga Desa Jabung, Kecamatan Jabung, digegerkan penemuan bayi berjenis kelamin laki-laki yang dibuang ke selokan air di ladang tebu ilik warga Kejadiannya sekitar pukul 08.00 WIB dengan kondisi bayi masih hidup dan terlihat ari-arinya masih menempel di tali pusar.
Terakhir, Kamis 14 Desember 2017 sekitar pukul 00.00 WIB, warga Dusun Krajan, Desa Ngroto, Kecamatan Pujon, digemparkan adanya penemuan bayi yang dibuang di depan salah satu rumah penduduk.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Malang Sri Wahyuni Puji Lestari menjelaskan, dari tujuh kasus itu, enam bayi sampai sekarang masih hidup dan satu bayi sudah meninggal ketika ditemukan. "Dari kejadian ini, Dinsos sudah mengantisipasi dengan menggencarkan sosialisasi ke tingkat RT sampai ke organisasi perangkat daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten Malang untuk mencegah dan menekan kejadian pembuangan bayi," kata perempuan yang akran disapa Yayuk itu saat ditemui MalangTIMES di ruang kerjanya, Jumat (15/12/2017).
"Kami berharap kasus ini berhenti sampai di sini. Artinya, tahun depan kasus pembuangan bayi di Kabupaten Malang sudah tidak ada lagi," ujarnya. (*)
