MALANGTIMES – Para wisatawan yang berkunjung ke Gunung Kawi, kini tak hanya disuguhi menu berziarah ke makam-makam Mbah Jugo dan Raden Mas Iman Sujono. Namun, sembari menikmati ‘air suci’ asli Gunung Kawi, yang diwadahi Guci peninggalan Mbah Jugo, wisatawan juga bisa menikmati tontonan wayang kulit, yang ditampilkan khusus wisatawan yang datang.
Wayang kulit tersebut tampil setiap hari, tepatnya mulai pukul 10.00 WIB hingga 16.00 WIB. Hal itu adalah upaya untuk menarik para wisatawan yang datang. “Selain itu juga untuk melestarikan peninggalan budaya,” jelas Purwanti Warangguno, salah satu penabuh alat musik tradisional Jawa, Jumat (24/7/2015).
Baca Juga : Curhat Pelaku Pariwisata ke Menteri Pariwisata Wishnutama, Seperti Apa ?
"Pertunjukan ini sudah warisan turun-termurun dari Mbah Jugo, yang berasal dari Keraton Jogyakarta. Jadi, kami terus melestarikan dengan tetap memainkannya,” aku Purwanti Warangguno.
Jika para wisatawan ingin menikmati satu cerita wayang kulit itu, dikenai tarif Rp 10 ribu. “Wayang kulit, alat musik dan semua yang ada disini masih asli dari tahun 1871 silam. Tidak ada yang berubah sama sekali. Kami hanya bertugas untuk merawat, tidak menggantinya,” jelasnya.
Selain untuk pertunjukan sehari-hari, pertujukan wayang kulit tersebut juga bisa disewa bagi para pengunjung atau warga sekitar di Gunung Kawi. “Wayang kulit ini juga bisa disewa untuk umum. Misalanya, jika ada acara keluarga, sunatan, pesta rakyat atau pernikahan,” akunya.
Baca Juga : Penutupan Tempat Wisata dan Hiburan di Kota Batu Diperpanjang sampai 21 April
Saat ini, pagelaran wayang kulit tersebut dibawah naungan Bidang Kesenian, Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. (*)