MALANGTIMES - Peringatan Gebyar Ritual Satu Suro Gunungkawi dalam memperingati wafatnya Eyang Djugo (Kyai Zakaria) ke-151 dan Haul RM Imam Soedjono ke-146, ditandai dengan pembakaran ogoh-ogoh sangkala (tokoh jahat), Kamis (21/9/2017) sore.
Warga Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang itu meyakini bahwa pembakaran ritual sangkala sebagai lambang untuk menghilangkan mara bahaya dan mendatangkan keberkahan, serta membawa kedamaian bagi masyarakat Wonosari.
Baca Juga : Peduli Covid-19, Hawai Grup Sumbang Ratusan APD ke Pemkot Malang
Kepala Desa Wonosari, Kuswanto menceritakan pembakaran ogoh-ogoh sangkala sebagai simbol perwujudan karakter manusia yang memiliki sifat jahat, pemarah dan angkara murka.
"Jadi setiap Satu Suro kita melakukan ritual pembakaran ogoh-ogoh sangkala yang melambangkan tokoh jahat, agar masyarakat terhindar dari kejahatan," kata Kuswanto kepada MalangTIMES.
Kemudian, kata Kuswanto rangkaian prosesi pembakaran selalu diakhiri kegiatan gebyar satu suro Gunungkawi yang dilakukan di pelataran wisata Religi Gunungkawi yang terletak di sebelah utaranya Masjid Agung Iman Sudjono.
"Kenapa dibakar, karena dengan dibakar maka hawa nafsu manusia akan disucikan kembali, berharap kehidupan masyarakat kedepannya menemukan makna kehidupan yang sesungguhnya dan jauh lebih baik," paparnya.
"Kami berharap tidak ada lagi kejahatan yang menimpa warga, serta kesucian hati warga akan tercipta dan tertata dengan baik, harmonis, tenteram, damai, jauh dari angkara murka," tegasnya.
Baca Juga : Viral Surat Stafsus Jokowi untuk Camat, Dicoreti Bak Skripsi hingga Berujung Minta Maaf
Dalam prosesi pembakaran mengundang antusias ribuan warga dan para peziarah menyaksikan langsung ritual pembakaran ogoh-ogoh tojoh jahat itu.
Menurutnya, selain pembakaran aogoh-ogoh sangkala dalam Gebyar Satu Suroh Gunungkawi juga memperingati dan menghormati almarhum tojoh religius Eyang Djoego dan Raden Mas Iman Soedjono yang telah disemayamkan di Pesarehan Gunung Kawi.