MALANGTIMES - Universitas Islam Malang (Unisma) dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya, diakui atau tidak menurut Wakil Rektor III Unisma Dr Badat Muwakhid semakin mendapatkan kepercayaan dari pemerintah dan berbagai elemen masyarakat dalam rangka berpartisipasi dalam menyukseskan Pembangunan Nasional, khususnya di bidang pendidikan.
Bukti atas kepercayaan dari pemerintah, misalnya melalui Dirjen Dikti Kemediknas dan melalui Kemenag Unisma dipercaya untuk mengelola berbagai program dan proyek prestisius.
”Beberapa program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang telah dan sedang dikelola oleh Unisma antara lain I-MHERE yang dibiayai oleh World Bank, HPEQ, LAPIS, ELOIS, ADS yang dibiayai oleh pemerintah Australia, dan beberapa program pengabdian masyarakat yang dibiayai oleh berbagai ORMAS dan LSM,” jelasnya.
Untuk aspek akreditasi, dari 36 prodi ada empat yang sudah di akreditasi A. Di antaranya, Prodi Manajemen, Bahasa Indonesia, Hukum, dan Matematika. Sementara sebagian besar akreditasinya B.
Ketika disinggung MalangTIMES mengapa peringkat Unisma turun, dari peringkat 42 di 2016 menjadi peringkat 57 di tahun 2017 dalam Top 100 Perguruan Terbaik se- Indonesia, Badat menegaskan bahwa dalam penilaian yang dilakukan Kemenristekdikti ada salah satu indikator penilaian Sumber Daya Manusia yakni dosen yang memiliki pangkat dan Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN).
Baca Juga : Dewan Nilai Dirut PDAM Tak Penuhi Kompetensi, Usul Konkret Dicopot
“Unisma hari ini semakin besar mas, untuk memenuhi kebutuhan kita tahun ini merekrut kurang lebih 200 dosen baru. Artinya, yang baru-baru ini jelas belum memiliki NIDN. Mungkin itu yang membuat peringkat kita turun. Tetapi kita optimis menurut penilaian internal kami Oktober kita sudah mendapat akreditasi A secara institusi, bukan hanya di empat prodi,” tegasnya.
Badat melanjutkan, indikator penilaian lain dari Kemristekdikti, untuk peringkat perguruan tinggi secara nasional adalah jumlah mahasiswa asing. Mahasiswa asing di Unisma berjumlah 17 dari enam negara, yakni Malaysia, Thailand, Qatar, Singapura, Filipina, dan Somalia. Selain itu, prestasi mahasiswa terakhir adalah dua kali juara di ajang karya ilmiah internasional di Swiss dan Belgia.
Sementara itu, Presiden Mahasiswa Unisma Darmawandi mengakui hari ini Unisma semakin baik dengan adanya pembangunan di berbagai sektor yang terus meningkat. Namun, Darmawandi selaku puncak pimpinan mahasiswa di Unisma merasa bahwa sistem pembelajaran di Unisma yang kaku harus diperbaiki. Menurutnya, harus diubah menjadi ruang dialog yang bebas berpendapat.
Baca Juga : Pipa Terus Bocor, Wali Kota Malang Sutiaji Beri Komentar Ini
“Dan yang paling penting adalah profesionalitas seorang dosen harus ditingkatkan. Seorang dosen adalah seorang pendidik. Jangan sampai mahasiswa Unisma menjadi mahasiswa apatis terhadap berbagai persoalan dan hidup dengan gaya hedonis. Karena sajian materi yang ada di ruang kelas tidak membuat nalar bekerja hingga kepekaan mahasiswa menurun drastis terhadap lingkungan sekitar,” sindirnya.