Wakil Bupati Malang M. Sanusi mengungkapkan cerita hidup pengusaha Iwan Kurniawan. Pria yang menduduki jabatan komisaris utama PT Anugerah Citra Abadi (ACA) itu, menurut Sanusi, adalah pribadi yang punya jiwa dermawan tinggi.
Kedermawanan Iwan, lanjut Sanusi, lantaran perjalanan spiritual. "Waktu di mobil tadi saya ngobrol dengan Pak Iwan. Beliau bilang sudah lama memeluk Islam. Bahkan sejak zaman kepemimpinan Presiden Gus Dur. Alhamdulillah," kata wakil bupati kelahiran 20 Mei 1960 ini.
Berkisah di depan ribuan anak yatim Kecamatan Jabung dan Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Sanusi lantas menceritakan kenapa pengusaha sukses itu selalu menyisihkan rezeki untuk anak yatim. Terutama saat Ramadan.
"Pak Iwan ternyata santri seorang kiai besar di Situbondo. Beliau ini belajar ilmunya sudah tinggi. Mungkin tidak seperti saya yang belajar Islam. Dan menyantuni anak yatim itu juga wujud nyata beliau mengamalkan ajaran Islam," ungkap Sanusi.
Dia mengatakan bahwa Iwan sering berkunjung ke KH As'ad Syamsul Arifin yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah di Desa Sukorejo, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo.
Cerita hidup Iwan Kurniawan ini ia ungkapkan agar memotivasi ribuan anak yatim. Yakni dalam acara bertajuk Pekan Islami XII PT ACA itu yang menyasar 437 desa se-Malang Raya.

Komisaris PT Anugerah Citra Abadi (ACA) Iwan Kurniawan saat bercengkrama dengan anak yatim piatu di Jabung Kabupaten Malang (foto: Yogi Iqbal/MalangTIMES)
Mengetahui kisah hidupnya diceritakan, Iwan tampak tersenyum. Raut muka bapak tiga anak itu pun meminta doa agar diberi kesehatan. "Adik-adik, semoga tahun depan saya masih diberi kesehatan oleh Allah sehingga bisa bertemu adik-adik di Ramadan tahun depan," kata Iwan.
Sementara itu, di bulan Ramadan tahun ini, sebanyak 15.102 anak yatim se- Malang Raya mendapat santunan dari perusahaan milik Iwan. Pengusaha sukses itu bakal melakukan perjalanan selama 16 hari ke masing-masing kecamatan di Malang Raya. Memasuki hari kelima, ia singgah di tiga kecamatan, yakni Pakis, Jabung, dan Tumpang. (*)
