MALANGTIMES - Pernahkah Anda melihat penjual mainan tradisional bambu di sekitaran Kota Malang seperti seruling gangsing, maupun peluit?.
Nah jika pernah mungkin ini dia penjualnya, seorang pria bersahaja dengan dandanan biasa yang berasal dari Wonosari Kecamatan Simen, Gunung Kidul Yogjakarta yang bernama Sareh (54).
Baca Juga : Glenn Fredly Meninggal Dunia Tepat setelah 40 Hari Kelahiran Anak Pertamanya
Selain berjualan di Jawa Timur seperti di Kota Malang, Banyuwangi, Probolinggo sampai Kawasan Timur, ia juga mengaku sudah berjualan sampai ke Pulau Kalimantan, baik Kalimantan Selatan maupun Kalimantan Utara. Uniknya, semua dilakukannya yang dilakukannya dengan hanya berjalan kaki.
"Memang sengaja berjualan ke Malang, ke sini naik bus bawa dua dus mainan tradisional bambu. Ada sekitar lima jenis mainan, ada suling, gangsing, peluit perkutut, kretekan. Kalau jualan yang gini mas bawa kardus dua sama bambu penyangga, keliling ya jalan kaki," terang pria tiga anak ini.
Dalam dua kardus yang berisi lima jenis mainan, ia selalu membawa sekitar 100 buah mainan per jenis, yang itu biasanya habis dalam waktu satu minggu, namun juga terkadang lebih.
"Kalau saat ini nggak tentu mas lha wong cuacanya juga hujan terus, kalau per hari ya kadang bisa 20 - 30 gak mesti juga mas namanya jualan. Kalau sudah habis pulang ke Jogja. Harganya mulai Rp 5.000 sampai Rp 20.000 paling mahal," terang pria yang sudah mempunyai tiga cucu ini.
Baca Juga : Ibunda Presiden Joko Widodo Sudjiatmi Notomiharjo Meninggal Dunia
Ia mengaku masih setia berjualan mainan tradisional karena ia sendiri merupakan pengrajin mainan tradisional yang juga ingin terus tetap menjaga eksistensi dari mainan tradisional tersebut walaupun memang sudah banyak tergerus zaman.
"Kalau di Malang sudah mulai berjualan sejak 2007, ada dua rekan lainnya yang jualan di Kepanjen. Rabu kemarin baru datang di Malang," tutupnya.