MALANGTIMES - Dalam rangkaian kunjungan kerja ke kota Nizhni-Novgorod (sekitar 400 km timurMoskow), Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus Wahid Supriyadi menyempatkan diri meninjau pabrik mobil yang terkenal di Rusia, “GAZ.”
Baca Juga : Selamat !! Satu Pasien Positif Corona di Lumajang Dinyatakan Sembuh
Di Indonesia, GAZ dikenal dengan kendaraan jenis jip yang sangat populer di tahun 1970-an dan umumnya dimiliki kalangan TNI.
“Itu adalah jip type 69 yang dirancang tahun 1946 dan mulai diproduksi massal tahun 1953,” ujar Vadim Sorokin, Presiden dan CEO GAZ Group. “Namun pada tahun 1956 produksi jip ini dipindah ke pabrik UAZ di kota Ulyanovsk,”
Obrolan tentang jip GAZ tersebut membuka pertemuan Dubes RI untuk Rusia merangkap Belarus, Wahid Supriyadi dengan CEO GAZ Group Vadim Sorokin di Markas GAZ di kota berpenduduk terbesar kelima di Rusia tersebut.
Gambaran jip GAZ 69 yang kuno, besar, kaku, kuat dan boros “Made in Russia” tersebut sirna ketika Dubes Wahid meninjau “production line” pabrik GAZ.
Di dalam pabrik, seluruh siklus perakitan kendaraan menggunakan teknologi modern termasuk robot, dilakukan mulai dari pembuatan chasis, suspensi, pengelasan body mobil, pengecatan hingga ke produk jadi yang siap dilempar ke pasar dalam maupun luar negeri.
Pabrik GAZ menspesialisasikan diri pada produksi kendaraan komersial ringan dan sedang (kendaraan penumpang Gazelle), bis, truk berat termasuk multipurpose vehicle 4x4 drive merek Sobol dan Gazon, mesin dan komponen otomotif.
Pabrik GAZ juga merakit sedan merek Skoda Jeti dan Octavia serta VW Jetta.
Untuk dapat menembus pasar Indonesia, Dubes Wahid mengusulkan kepada Presiden Gaz Group agar berpartisipasi dalam Indonesia International Motorexpo maupun Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) yang diselenggarakan tiap tahun mengingat merek GAZ sudah cukup dikenal di Indonesia.
“Tahun 2016 lalu, produsen sepeda motor Rusia “Ural” berpartisipasi dalam ajang GIIAS dengan memajang model moge era Perang Dunia II dengan jizspan berkapasitas mesin 750 cc. Melalui pameran ini, minat penggemar moge Indonesia terhadap Ural cukup baik,” ujarDubes Wahid kepada CEO Gaz Group.
Sehari sebelumnya (6/2) Dubes RI berturut-turut diterima oleh Gubernur ValeryShantsev, Wali Kota Ivan Karnilin, mengadakan roundtable discussion dengan pengusaha dan industriawan setempat serta pertemuan dengan Presiden University of Nizhni Novgorod.Gubernur Shantsev dan Dubes Wahid membahas berbagai kemungkinan kerjasama kedua negara, antara lain dalam bidang industri manufaktur, perdagangan, pariwisata, budaya dan juga pendidikan.
“Provinsi Nizhniy Novgorod menghasilkan berbagai barang dan jasa yang siap memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia,” ujar Gubernur Shantsev.
Dubes Wahid pada sambutannya menyatakan bahwa selain produk CPO yang menjadi andalan ekspor Indonesia ke Rusia, Indonesia dapat menawarkan ekspor buah tropis dan sayur-sayuran, khususnya apabila nanti armada Garuda Indonesia jadi terbang ke Moskow.
Dubes juga mengundang Gubernur Shantsev dan kalangan pengusaha Nizhni Novgorod untuk menghadiri Festival Indonesia ke-2 di Hermitrage Garden, Moskow, 4 -6 Agustus 2017 yang didahului dengan Business Forum pada 4 Agustus 2017.
Baca Juga : 10 Daerah Resmi Dapat Persetujuan Terapkan PSBB
Dalam pertemuan dengan Wali Kota Nizhni Novgorod Ivan Karnilin dibahas peluang kerjasama di bidang sosial, pendidikan dan pariwisata.
Di bidang pariwisata antara lain dalam bentuk promosi budaya dan wisata dalam rangka meningkatkan angka kunjungan satu sama lain.
Sedangkan di bidang pendidikan dibahas kemungkinan meningkatkan jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Nizhni Novgorod.
Usai bertemu Walikota, Dubes Wahid melanjutkan pertemuan dalam format roundtable discussion dengan Wakil Kepala Dinas Perindustrian Nizhni Novgorod, Kepala Dinas Pariwisata dan pengusaha bidang kendaraan multipurpose, pupuk urea, dan galangan kapal laut.
Dubes Wahid dalam pemaparannya menjelaskan kondisi pasar Indonesia yang sangat kondusif dan terbuka bagi pengusaha Rusia mengingat produk-produk dari Rusia terkenal sangat kuat dan unik.
Untuk itu, Dubes Wahid mengundang para pengusaha Nizhni Novgorod berpartispasi dalam pameran Trade Expo Indonesia pada bulan Oktober 2017.
Selanjutnya dalam pertemuan dengan Presiden Lobachevsky State University of Nizhni Novgorod – National Research University (UNN) Profesor Roman Strongin dibahas prospek kerjasama perguruan tinggi kedua negara maupun rencana meningkatkan jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di UNN. Saat ini tercatat hanya 2 mahasiswa Indonesia yang belajar di UNN.
Di tengah pertumbuhan perdagangan dunia yang stagnan, ternyata nilai perdagangan total Indonesia dan Rusia tahun 2016 mengalami peningkatan 17,71% dengan nilai US$ 2,13 milyar dengan surplus di pihak Indonesia sebanyak US$ 1,44 milyar.
Yang lebih menggembirakan adalah nilai ekspor Indonesia yang meningkat sekitar 28% dari US$ 1,39 milyar pada tahun 2015 menjadi US$ 1,78 milyar pada tahun 2016.
Nilai perdagangan Indonesia dengan wilayah Nizhegorodskaya Oblast hingga 11 bulan tahun 2016 mencapai US$ 55,9 juta.
Ekspor Indonesia ke Nizhni Novgorod mencapai US 54,9 juta berupa minyak hewani dan tumbuhan/ CPO, sedangkan ekspor Nizhni Novgorod ke Indonesia meliputi batu, plester, semen, mika, minyak mineral, produk minyak, senilai US$ 1 juta.