Membolos mungkin jadi tantangan tersendiri bagi sebagian siswa sekolah di Kota Malang. Seperti Budi, bukan nama sebenarnya. Dia janjian bolos untuk bertemu pacarnya, Tuti, juga bukan nama sebenarnya.
Budi pun mengajak beberapa kawannya menemui Tuti di salah satu warung kopi di kawasan Mulyorejo. Sedang asyik-asyik berduaan, Budi dan Tuti serta teman-temannya 'tercyduck' alias tertangkap tangan petugas Satpol PP Kota Malang.
Masih mengenakan seragam putih abu-abu, mereka dinaikkan di mobil patroli dan dibawa ke markas komando (mako) Satpol PP Kota Malang di Jalan Majapahit. Budi dan Tuti hanya dua di antara 21 siswa bolos yang terciduk dalam gelaran Operasi Sayang, hari ini (24/10/2017).
"Tadi ada jam kosong. Jadi ya keluar sama teman-teman," ujar Budi saat didata oleh petugas. Budi sempat mengaku belum pernah membolos sebelumnya. Namun saat didesak, dia dan teman-temannya sudah beberapa kali lari dari sekolah di jam pelajaran.
Lain Budi, lain Wawan. Petugas sempat terkejut saat melihat telepon genggamnya yang berisi banyak video dewasa. Padahal, usia Wawan belum genap 17 tahun alias belum dewasa. "Ya dapat dari teman-teman. Mereka cari di warnet," ungkap Wawan.
Kasi Opsdal Satpol PP Kota Malang Parlindungan Hutasoit mengungkapkan, Operasi Sayang tersebut merupakan gabungan tim Satpol PP, Dinas Pendidikan, dan BNN Kota Malang. "Kami mendapat laporan warga beberapa lokasi yang menjadi tempat siswa membolos. Segera kami tindak lanjuti dengan operasi ini," ujarnya.
Selain meningkatkan ketertiban, operasi itu juga untuk mencari adanya indikasi peredaran narkoba di kalangan pelajar. Meski demikian, dia menyatakan tidak ada temuan narkoba atau pil koplo dalam operasi tersebut. "Tidak ada narkoba, tetapi kami mendapati para siswa ada yang rokok dan video porno di smartphone mereka," ungkapnya.
Selain pendataan, pihak Satpol PP juga memberi pembinaan awal dan pengarahan kepada siswa. Selain itu, pihaknya juga langsung berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan sekolah-sekolah yang anak didiknya terjaring Operasi Sayang. Mereka di antaranya dari SMKN 2 Kota Malang, SMKN 11 Kota Malang, SMK Muhammadiyah, SMPN 19 Kota Malang. "Mereka kami serahkan kepada pihak sekolah untuk dilakukan pembinaan secara lanjut," pungkasnya.