MALANGTIMES - Lintang Aulia Yudhityasari, perempuan berusia 24 tahun ini aktif di skena film Malang. Baginya, film adalah tempat untuk melihat kehidupan sehari-hari dengan lebih intim sehingga di kesehariannya tak pernah luput dari menonton film.
Lintang masih tercatat sebagai mahasiswa aktif di Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Brawijaya.
Ia pernah terlibat di komunitas film di kampusnya yaitu, Societo Sineklub. Di luar kampus, ia juga menginisiasi program pemutaran reguler bernama Lelakon.
Program pemutaran lelakon ini digarap bersama teman-temannya dengan memilih dan memutar koleksi film-film Indonesia baik film pendek atau pun panjang untuk publik kota Malang.
Pada Maret lalu, saat Kota Malang punya hajat besar Festival Film Malang (FFM), Lintang terlibat sebagai publisis.
Festival ini berfokus pada karya film arek Malang dan penyelenggaraannya di dukung oleh pemerintah Kota Malang.
Pada momen yang bersamaan pula, Lintang terlibat di hajatan Parade Film Malang, program kolaborasi pegiat seni untuk merayakan hari film nasional.
Pada Parade Film Malang, Lintang dan rekan-rekan pegiat seni segala lini mengagendakan kegiatan bertema film sebulan penuh.
Tidak hanya bertindak sebagai ekshibitor film, perempuan berambut panjang ini juga pernah terlibat pada produksi film “Kremi” yang disutradarai ole Mahesa Desaga. Film ini telah diputar di berbagai kota di Indonesia.
Oleh karena itu, Lintang menjadi figur yang diperhitungkan di skena film Malang. Dari berbagai lini, keterlibatannya pada aktivitas film khususnya di Kota Malang, Lintang ingin membuat teman-teman di sekitarnya ikut serta menikmati dan mengapresiasi film.
Apresiasi ini yang nantinya ia harapkan menjadi pemicu perkembangan film di Kota Malang.