MALANGTIMES - Even-even yang mengangkat tema perkopian mulai marak di Kabupaten Malang. Para petani rupanya mulai sadar bahwa kopi bisa menjadi andalan untuk mendatangkan wisatawan, menjaga lingkungan, dan meninggalkan kemiskinan.
Baca Juga : Tanggap Covid-19, Fraksi PKS DPRD Kota Malang Bagikan Ratusan APD ke Petugas Medis
Sejak Oktober ini, nyaris setiap minggu selalu saja ada even perkopian di Kabupaten Malang. Sabtu (29/10/2016) siang misalnya, di Pantai Sidoasri digelar acara minum kopi. Acara yang digelar dengan tema Nyeruput Bareng Kopine Kelompok Tani Sumbermanjing Wetan, menghadirkan cita rasa Java Coffee terbaik.
Petugas Teknis Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang Wilayah Sumbermanjing Wetan Johanes Jatmiko Wiwoho mengatakan, cita rasa dan aroma kopi di daerahnya beda dengan wilayah lainnya. Di Sumbermanjing Wetan itu ada 4.200 hektare perkebunan. Rinciannya, 1.200 hektare merupakan kopi rakyat, dan 3 ribu hektare kopi di lahan hutan. "Sebagian perkebunan kopi di Sumbermanjing Wetan itu ada di pesisir Pantai Selatan. Inilah yang membuat sensasi tersendiri. Karenanya, kami gelar nyeruput kopi di pantai," ucap Johanes.

Masih menurut dia, di Sumbermanjing Wetan juga ditemukan kopi jenis langka. Yakni kopi liberika, ekselsa, dan boria. Kopi ini mempunyai cita rasa terbaik dan eksotik. Hanya saja, produksinya sangat kecil. "Jadi tiga jenis kopi langka tersebut mulai ditinggalkan dan digantikan robusta. Biasanya tiga kopi langka ini hanya dijadikan batang bawah dan disambung dengan robusta," terang Johanes.
Adanya tiga jenis kopi langka di Sumbermanjing Wetan inilah yang membuat Java Coffee Kabupaten Malang menjadi yang terbaik di Indonesia, bahkan di dunia. "Even nyeruput kopi ini baru yang pertama kali digelar. Itu setelah masyarakat sadar betapa besarnya potensi kopi di Kabupaten Malang. Ini juga berkat dinas pertanian dan perkebunan yang terus mengangkat potensi Java Coffee," paparnya.
Sebelum even nyeruput kopi di Pantai Sidoasri, pada 19 Oktober 2016 lalu, warga Desa Sumbertangkil, Kecamatan Tirtoyudo, menggelar Sedekah Bumi. Yang menjadi pembeda dengan sedekah bumi di desa lainnya, di Sumbertangkil semuanya serba kopi. Warga membuat tumpeng-tumpeng kopi, dari yang berukuran kecil hingga berukuran besar.
Baca Juga : Hingga Pertengahan April, 4 Kali Tanah Longsor Terjadi di Kota Batu
Sedangkan di Kecamatan Dampit, juga digelar acara bertema Pasukan Berani Ngopi pada 21 Oktober 2016. Mereka menggelar acara pengelolaan kopi dari petik hingga membuat kopi ala barista profesional.

Potensi kopi di Kabupaten Malang ini juga sudah menarik minat pengusaha Rusia. Pada 26 Oktober 2016, pengusaha Rusia Olga Bagryantseva yang didampingi Atase Perdagangan Kedutaan Besar RI untuk Rusia Heryono Hadi Prasetyo datang langsung ke Kabupaten Malang. Mereka melihat potensi kopi di perusahaan besar PT Asal Jaya hingga ke usaha kopi rakyat di Dampit.
Selain itu, pada 18-19 Oktober 2016 lalu, Duta Besar RI untuk Rusia Muhammad Wahid Supriyadi juga datang langsung ke Kabupaten Malang menemui Bupati Dr Drs Rendra Kresna BcKU, SH, MM. Wahid datang secara khusus untuk melihat langsung Java Coffee Malang.
Baik Wahid maupun Olga menyatakan bahwa kopi Malang pasti diterima dengan mudah oleh masyarakat Rusia karena rasanya nikmat dan aromanya khas. Bahkan, Olga menyatakan, pihaknya tertarik untuk mengambil kopi Malang dalam jumlah besar.