Bisnis ternak ayam bukan ras (bukan ras) tetap bertahan di tengah hiruk pikuk wisata di Kota Wisata Batu. Selain karena masih ada lahan yang jauh dari pemukiman untuk kandang, bisnis daging ayam buras tetap menguntungkan.
Bisnis pembiakan ayam pedaging ini terdapat di beberapa desa di Kota Batu. Antara lain Desa Oro-oro Ombo, Desa Tlekung, dan Desa Sumberejo.
Otto Sugiarto adalah seorang peternak memiliki bisnis ayam broiler di Desa Oro-oro Ombo Kota Batu.
Menurutnya cara perawatan yang sederhana dan tidak membutuhkan waktu panjang menjadi alasan ia beternak ayam hingga kini.
Otto menjual ayam broiler tersebut kepada pabrik-pabrik besar di Malang Raya. Saat ini, ia memiliki sekitar 24 ribu ayam broiler yang masing-masing dibiakkan di enam kandang.
”Untuk bibitnya, saya membeli anak ayam yang baru menetas atau lebih dikenal dengan day old chicken (DOC),” jelas pria asal Kota Malang ini.
Setelah DOC tersebut didatangkan, maka Otto dan keenam pegawainya akan merawat anak-anak ayam tersebut hingga siap panen.
Cukup membutuhkan waktu 35 hingga 40 hari agar ayam bisa dipanen. Standar yang diminta oleh pembeli adalah ayam yang memiliki bobot minimal dua kilogram.
Untuk pemotongan atau penyembelihan ayam-ayam broiler ini dilakukan oleh para tengkulak.
”Saya hanya menyediakan ayam hidup, kalau pemotongannya biasanya pembeli sendiri yang melakukan,” imbuh Otto.
Satu kilogram ayam hidup dibanderol dengan harga Rp 16 ribu. Nantinya tengkulak menjual lagi pada konsumen dengan harga berbeda. (*)