Wali Kota Wahyu Gaspol Masterplan Drainase, Kota Malang Dibidik Bebas Genangan pada 2028
Reporter
Riski Wijaya
Editor
A Yahya
16 - Nov - 2025, 06:11
JATIMTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang kembali menegaskan langkah serius dalam mengakhiri persoalan klasik banjir dan genangan. Salah satunya, harapan besar itu bertumpu pada masterplam drainase.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat memastikan masterplan drainase yang telah disusun kini tengah berjalan dan memasuki tahap pembangunan di berbagai titik rawan.
Baca Juga : Wali Kota Malang Tekankan Pentingnya Sistem Penanggulangan Bencana yang Terukur dan Terencana
Wahyu mengatakan, proyek besar ini memang tidak bisa diselesaikan seketika. Namun seluruh tahapan sudah dirancang hingga 2028, dengan prioritas perbaikan di kawasan yang selama ini menjadi langganan genangan. "Strategi penanganan banjir banyak. Saat ini kita tengah melaksanakan masterplan drainase dan tahapannya sudah berjalan,” kata Wahyu.
Menurutnya, genangan yang beberapa kali muncul bukan hanya dipicu hujan ekstrem, tetapi juga kondisi geografis Kota Malang yang berada di bawah Kota Batu. Akibatnya, limpasan air dari wilayah atas ikut menambah tekanan drainase. “Drainase kita sudah disesuaikan dengan rata-rata hujan tahunan. Tapi ketika hujan ekstrem datang, ditambah limpasan dari hulu, itu tentu berdampak,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa seluruh titik rawan sudah dipetakan dan masuk dalam perencanaan teknis.Sejumlah lokasi prioritas kini mulai digarap sesuai masterplan 2028.
Kawasan seperti Jalan Soekarno-Hatta (Suhat), Jalan Bondowoso, hingga Letjen Sutoyo menjadi fokus penanganan. Tak hanya itu, saat hujan turun dengan intensitas yang tinggi, tak jarang genangan juga terjadi di beberapa titik lain.
“Di Suhat, titik-titik banjir sedang kita tangani semua. Bozem yang ada juga sudah kita optimalkan. Ini bagian dari tahapan menuju target bebas genangan 2028,” ungkap Wahyu.
Baca Juga : Gubernur Khofifah: Syaikhona Kholil adalah Sumber Cahaya Spiritual dan Intelektual
Wahyu juga menegaskan bahwa persoalan banjir tidak bisa diselesaikan secara instan. Diperlukan proses, pengerjaan bertahap, dan keberlanjutan program untuk benar-benar menuntaskan persoalan ini.
"Banjir tidak bisa simsalabim. Saya menjabat wali kota terus langsung selesai, tidak seperti itu. Tapi tahapan menuju ke sana sudah kita lakukan,” tandasnya.
Dengan pengerjaan yang terus berprogres dan penanganan yang disebar di titik-titik strategis, Pemkot Malang optimistis target besar—Kota Malang bebas genangan pada 2028, dapat dicapai.
