Tren Wisata Kuliner di Kota Kediri, Kopi Pagi Pecinan Ngangenin Tawarkan Bangunan Kuno Tiong Hoa
Reporter
Eko Arif Setiono
Editor
A Yahya
15 - Nov - 2025, 03:57
JATIMTIMES - Kawasan Pecinan Kota Kediri menorehkan banyak cerita unik di dalamnya. Mulai dari tradisi dan budaya, hingga peninggalan gedung-gedung tua yang masih kokoh bertahan hingga sekarang.
Yang menarik perhatian di kawasan pecinan di sepanjang jalan DR.Wahidin Kelurahan Pakelan Kota Kediri yang biasanya sepi, pada hari ini banyak berjejer penjual makanan dan minuman. Meski baru buka perdana, pengunjung terlihat enjoy menikmati suasana Kopi Pagi Pecinan Ngangenin (KOPINANG).
Baca Juga : 9 Wahana Baru Museum Angkut 2025, Siap Jadi Primadona Libur Akhir Tahun!
Meski rintik hujan sempat turun tak mengurangi antusias mereka untuk mengeksplore keunikan jajanan dan minuman khas yang ditawarkan oleh pare pedagang.
Kedatangan mereka tidak hanya sekedar untuk membeli produk makanan dan minuman yang dijual oleh para pelaku UMKM (Usaha Mikro,Kecil dan Menengah) tetapi mereka juga ingin mencari suasana yang berbeda ditempat ini.
Kelurahan Pakelan selama ini lebih dikenal dengan sebutan Kawasan Pecinan karena ditempat ini banyak sekali bercokol bangunan kuno milik warga Tiong Hoa yang menyimpan sejumlah bukti Sejarah yang salah satunya Klenteng Tjoe Hwie Kiong dan Gedung Kelurahan Pakelen yang sudah dinyatakan sebagai cagar budaya.
Melihat ada peluang usaha yang bagus untuk dikembangkan lalu muncul ide atau pemikiran dari jajaran Pemerintahan setempat bersama Pemerintah Kota Kediri untuk mengkonsep tempat kong kow yang asyik dengan suasana Pecinan.

“ Yang kita lakukan saat ini sebenarnya kita berupaya untuk mengakomodir keingnan dari teman teman para pelaku UMKM. Mereka ini butuh ruang untuk mengapresiasi usaha mereka,"terang Eko Lukmono selaku Kepala Dinas Koperasi UMTK Kota Kediri,Sabtu (15/11/25).
Dikatakan Eko ,ke depan bisa menjadi agenda bulanan, kalau kita lihat pertama kali buka para pelaku UMKM terlihat lebih bersemangat. Kemarin sebenarnya ada 25 pelaku UMKM tetapi branding kita ketat ternyata ada kurang lebih 30 pelaku usaha yang bergabung disini, termasuk ada potong rambut, kopi dan kuliner lainya.
'Mungkin tahun depan kita bisa membrending mohon maaf seperti Kawasan kuliner Chinese Halal,"ungkapnya.
Eko berharap ke depanya lebih banyak gagasan yang muncul dari para pelaku UMKM tanpa harus menunggu ide dari Pemerintah Daerah.
"Disini peran dari Pemda hanya sebatas membrending memberikan fasilitas Lokasi atau tempat yang sekiranya tidak mengganggu lingkungan dan proposional,” paparnya.
Sementara itu Kepala Kantor Kecamatan Kota Kediri Agus Suhariyanto mengatakan,bahwa event ini merupakan bagian dari respon Pemerintah Kota Kediri yang diminta oleh para pecinta komunitas kopi dalam rangkah pemberdayaan ekonomi.
"Muncul konsep Pecinan paling tidak ini menjadi bagian embrio awal . Nanti kita tata lebih baik supaya warga lokal ikut usaha disini. Ini kita agendakan setiap Sabtu mulai pukul 06.00 wib – 10.00 wib. Ini muncul pyur dari teman teman tanpa berbasis anggaran APBD. Kita sudah kordinasi dengan bu Lurah untuk pengembangan selanjutnya wajib kita libatkan warga Pakelan ini sebagai embrio untuk memancing para pelaku usaha untuk membesarkan acara ini,"tegasnya.
Ditambahkan Oriza salah satu pelaku UMKM dirinya sangat senang sekali diajak berkolaborasi untuk mengembangkan acara ini. Kedepnya ia ingin lebih banyak lagi para pelaku UMKM yang bergabung.
”Saya menyambut sangat senang sekali, melihat pertumbuhan industri kreatif khsusunya di Kota Kediri. Teman teman bisa kompak bisa guyub . Cuman memang kita akurasi lagi supaya ada identitas yang unik di KOPINANG” ujar pria yang juga pemilik usaha kopi jalanan itu.
Di KOPINANG tidak hanya sebatas dijumpai produk jajanan dan minuman khas tetapi disini juga banyak layanan jasa seperti tukang cukur rambut , tukang ramal kartu atau Tharot dan lain sebagaianya
