Pertimbangkan Faktor Keamanan, Pengadaan EWS Pendeteksi Banjir di Kota Batu Masih Dikaji
Reporter
Prasetyo Lanang
Editor
Yunan Helmy
15 - Nov - 2025, 10:53
JATIMTIMES - Rencana pengadaan dan pemasangan early warning system (EWS) banjir di Kota Batu masih terhambat. Pasalnya, banyak pertimbangan dari segi penempatan, utamanya karena faktor keamanan. Hingga kini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu masih melakukan kajian.
Tahun lalu, BPBD Kota Batu sempat menargetkan pemasangan EWS banjir di empat titik. Keempat titik itu berdasarkan hasil pemetaan daerah rawan bencana di Kota Batu.
Baca Juga : Iman Abu Bakar, Seberat Apa jika Ditimbang?
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Batu Gatot Nugraha mengatakan, pertimbangan itu muncul karena pemasangan ditempatkan di lereng pegunungan. Gatot menyebut, hingga saat ini belum ada kajian mendalam mengenai pemasangan alat tersebut.
"Masih dipertimbangkan dari sisi keamanan titik pemasangan ini masih kami kaji ulang," terang Gatot saat ditemui, belum lama ini.
EWS banjir, sambung Gatot, idealnya harus terpasang di daerah aliran sungai (DAS) yang dapat terpantau. Baik oleh masyarakat maupun instansi terkait yang menangani bencana. Sementara tipikal sungai di Kota Batu ini masuk kategori fast onset alias alirannya sangat deras. Namun, di sisi lain turunnya debit aliran juga cepat.
"Sedangkan, EWS banjir idealnya dipasang di slow onset seperti DAM. Itu dinilai karena level kenaikan debit air terlihat kasat mata dan mampu dideteksi dengan mudah," tambahnya.
Meski demikian, Gatot mengungkapkan, ada opsi lain untuk mengatasi deteksi potensi banjir di Kota Batu. Salah satunya dengan menggandeng mahasiswa melalui program pengabdian masyarakat (PM). Melalui kerja sama itu, pihaknya akan merekomendasikan mahasiswa untuk melakukan pendataan mengenai titik yang cocok dipasang EWS banjir.
Kendati begitu, Gatot menyebut, pemasangan EWS bukan satu-satunya cara mendeteksi banjir. Potensi bencana banjir sebenarnya sudah mulai dicegah dengan berbagai kegiatan rutin. Sebagai contoh, melakukan mitigasi susur sungai di lima titik di lereng Gunung Arjuno.
Titik tersebut di antaranya Jurang Susuh, Sengonan, Curah Krecek, Pusung Lading, dan Glagah Wangi. Dari kelima sungai tersebut, ada 94 titik yang dilakukan pendataan potensi terjadinya pohon tumbang dan tanah longsor.
Baca Juga : Grup Musik Keroncong Asal Kota Batu Monies Lolos Nominasi AMI Awards 2025
Umumnya bencana banjir terjadi lantaran tersumbatnya aliran sungai yang tertutup material longsor maupun pohon tumbang yang tidak terdeteksi. "Seperti banjir bandang yang terjadi pada tahun 2021 lalu," ungkap Gatot mencontohkan.
Dikatakannya, bencana banjir juga dapat disebabkan dari penumpukan sedimentasi tanah di atas normal. Sehingga aliran sungai meluap dan berakibat banjir. Seperti yang kerap terjadi di area Taman Rekreasi Selecta.

Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Batu Suwoko menambahkan, selain kebutuhan alat dan upaya mitigasi, faktor kesiapan manusia juga penting dilakukan. Pemasangan EWS banjir bukan satu-satunya upaya pencegahan.
"Terpenting, kami perlu memberikan edukasi pada masyarakat mengenai cara menghadapi potensi bencana itu," kata Suwoko.
Dirinya menilai, kondisi psikologis masyarakat juga cukup rawan apabila dihadapkan bencana. Paling tidak mereka memiliki bekal apa yang harus dilakukan jika menghadapi banjir. "Termasuk membantu secara tidak langsung seperti tidak membuang sampah ke sungai atau melapor jika ada potensi meluapnya air," tandas dia.
