RSI Unisma Malang Konsisten Gelar Operasi Bibir Sumbing Gratis, Senyum Anak Indonesia Kian Cerah

20 - Sep - 2025, 06:19

Tim dokter ahli Unisma tengah melaksanakan operasi bibir sumbing gratis. (ist)

JATIMTIMES - Harapan untuk tersenyum dengan percaya diri kini makin nyata bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu yang lahir dengan kondisi bibir sumbing. Rumah Sakit Islam (RSI) Universitas Islam Malang (Unisma) secara konsisten melanjutkan program sosial berupa operasi bibir sumbing gratis. Agenda kemanusiaan ini telah menjadi tradisi panjang dan wujud nyata tanggung jawab sosial RSI Unisma.

Program ini bukan sekadar kegiatan insidental, melainkan bagian dari komitmen RSI Unisma dalam menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR). Kepala Unit Pemasaran dan Kemitraan RSI Unisma, Novita Ordiana Winardi, menegaskan bahwa keberlanjutan program ini menjadi bukti komitmen rumah sakit dalam memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.

Baca Juga : Seteru Tetangga di Malang Masuk Jalur Hukum, Imam Muslimin Adukan Sahara ke Polisi

"Kami ingin memastikan bahwa anak-anak yang lahir dengan kondisi bibir sumbing bisa mendapatkan masa depan yang lebih baik, dengan kualitas hidup yang layak dan percaya diri,” ujar Novita.

Terbaru, pada 27 September lalu, RSI Unisma menyelenggarakan bakti sosial bibir sumbing sesi ke-11. Dalam kesempatan itu, sebanyak lima pasien anak menjalani operasi rekonstruksi bibir secara gratis. Menariknya, kegiatan tersebut juga menjadi momen istimewa dengan adanya kunjungan tamu dari Malaysia yang melakukan visitasi ke ruang operasi.

"Yang jelas program ini terus rutin digelar sepanjang tahun," paparnya.

Sejak pertama kali digelar, program operasi bibir sumbing ini telah membantu puluhan pasien dari dalam maupun luar Kota Malang. Tidak hanya anak-anak dari sekitar Malang Raya, melainkan juga mereka yang datang dari berbagai daerah yang kesulitan mendapatkan layanan operasi bibir sumbing secara gratis.

Untuk bisa mengikuti program ini, setiap calon pasien diwajibkan mengirimkan identitas beserta foto kondisi bibir. Proses ini penting karena tim medis RSI Unisma melakukan skrining ketat guna memastikan setiap pasien memperoleh tindakan yang sesuai dengan kebutuhan medisnya.

Dengan langkah seleksi tersebut, operasi bukan hanya sekadar prosedur medis, tetapi benar-benar menjadi solusi yang aman dan tepat bagi anak-anak yang membutuhkan.

Kesuksesan program operasi bibir sumbing gratis ini tak lepas dari sinergi RSI Unisma dengan berbagai pihak. Rumah sakit bekerja sama dengan Humanity Change Yayasan Sekar Lintas Nusantara serta Smile Train, organisasi nirlaba internasional yang fokus pada penanganan bibir sumbing secara global.

Baca Juga : Portugal Akan Umumkan Pengakuan Palestina 21 September 2025, Dunia Kian Bersatu untuk Gaza

Kolaborasi ini membuat manfaat program semakin luas. Tidak hanya memperkuat posisi RSI Unisma sebagai rumah sakit yang peduli, tetapi juga menunjukkan bahwa semangat kemanusiaan bisa menjembatani kerja sama lintas batas.

Bagi RSI Unisma, program operasi bibir sumbing gratis bukan hanya menyembuhkan fisik pasien, tetapi juga memulihkan martabat, kepercayaan diri, dan masa depan anak-anak Indonesia. Melalui aksi nyata yang berkesinambungan, rumah sakit ini membuktikan diri sebagai institusi kesehatan yang tidak hanya berorientasi pada pelayanan medis semata, tetapi juga kepedulian sosial.

"Program ini juga menjadi bagian dari upaya RSI Unisma membangun kepercayaan masyarakat. Reputasi rumah sakit sebagai lembaga kesehatan yang peduli dan berkualitas semakin kuat lewat aksi-aksi semacam ini,” tambah Novita.

Masyarakat yang ingin mengikuti program operasi bibir sumbing gratis dapat mendaftar melalui Humas RSI Unisma di nomor 0896-1690-9966. Informasi lebih lanjut juga tersedia melalui akun media sosial resmi RSI Unisma: Instagram @rsiunisma, Facebook Rsi Unisma, serta laman resmi rumah sakit di www.rsiunisma.com.

Dengan konsistensi pelaksanaan sepanjang tahun, program sosial RSI Unisma ini terus membuka jalan agar senyum anak-anak Indonesia tidak lagi terhalang oleh keterbatasan biaya dan kondisi medis bawaan.