Apa yang Terjadi Jika Demo Terus Berlangsung? Ini Analisis Pengamat Politik UI
Reporter
Mutmainah J
Editor
Nurlayla Ratri
31 - Aug - 2025, 06:59
JATIMTIMES - Gelombang aksi demonstrasi yang terus mengguncang berbagai kota di Indonesia sejak akhir Agustus 2025 tepatnya pada (25 Agustus 2025) kini memasuki babak yang mengkhawatirkan. Bermula dari isu gaji DPR RI yang dinilai tidak berpihak pada rakyat, hingga memuncak setelah tragedi meninggalnya driver ojek online Affan Kurniawan akibat terlindas kendaraan taktis Brimob, unjuk rasa yang semula bersifat sporadis kini menjelma menjadi gerakan nasional.
Ribuan mahasiswa, buruh, hingga komunitas ojek online turun ke jalan, memadati gedung-gedung DPRD daerah, kantor kepolisian, bahkan jalan utama kota-kota besar.
Baca Juga : Kalender Jawa Minggu Kliwon, 31 Agustus 2025: Watak Weton, Rezeki, Jodoh, dan Hari Baik
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan serius: apa yang akan terjadi jika gelombang demo ini terus berlanjut tanpa henti dan tidak segera menemukan solusi?
Menurut pengamat politik Universitas Indonesia, Aditya Perdana, aksi unjuk rasa yang terus menerus dapat memberi dampak signifikan terhadap stabilitas pemerintahan. Ia menegaskan bahwa dinamika pergerakan massa bisa menimbulkan tekanan berat bagi pemerintah apabila tidak segera direspons dengan langkah konkret.
“Ini akan menjadi rumit kalau misalkan terus bergulir, demonstrasi lama bergulir tentu akan mengganggu stabilitas pemerintahan, dan itu yang berat menurut saya,” ujar Aditya dikutip dari Kompas.com, Minggu (31/8/2025).
Potensi Gangguan terhadap Stabilitas Pemerintahan
Aditya menjelaskan bahwa bentuk gangguan stabilitas pemerintahan belum bisa dipastikan secara pasti. Bisa jadi hanya sebatas tekanan publik terhadap kebijakan, namun juga berpotensi mengarah pada situasi yang lebih serius, seperti upaya penumbangan rezim.
“Apakah akan berujung pada upaya penumbangan rezim, penggulingan kekuasaan, atau tidak, itu belum bisa dipastikan. Karena situasinya sangat dinamis,” ungkapnya.
Menurutnya, gerakan massa yang besar selalu memiliki perbedaan sikap internal, ada yang pro terhadap pendekatan damai, ada pula yang mendorong aksi lebih keras. Hal ini membuat arah gerakan demonstrasi sulit dibaca.
Dinamika yang Sulit Diprediksi
Lebih lanjut, Aditya menilai bahwa pergerakan massa dalam konteks politik Indonesia sering kali berkembang di luar dugaan. Aksi yang awalnya terfokus pada isu spesifik bisa meluas menjadi tuntutan perubahan besar.
“Saya sangat yakin mereka juga pasti akan mempertimbangkan hal-hal yang di luar dugaan awal, tapi itu kita lihat saja karena belum bisa terbaca situasinya,” tambahnya.
Risiko Jika Pemerintah Tidak Bertindak
Jika demonstrasi terus berlanjut tanpa ada solusi, risiko yang mungkin muncul antara lain:
• Gangguan ekonomi akibat lumpuhnya aktivitas di pusat-pusat kota.
• Krisis kepercayaan publik terhadap institusi negara, terutama pemerintah dan kepolisian.
• Potensi konflik horizontal ketika aksi massa bertemu dengan kelompok berbeda sikap.
• Tekanan politik yang bisa membuka ruang bagi agenda penggulingan kekuasaan.
Demo berkepanjangan bukan hanya masalah keamanan, tetapi juga berpotensi mengguncang stabilitas politik dan pemerintahan di Indonesia. Situasi ini menjadi ujian besar bagi pemerintah untuk segera mengambil langkah tegas, baik melalui dialog dengan masyarakat, penegakan hukum yang adil, maupun evaluasi kebijakan yang menjadi sumber protes.