MALANGTIMES – Kenaikan harga Pertamax, diprediksi Hiswana Migas Malang, berimbas pada turunnya tingkat konsumsi di Malang Raya hingga 15 persen.

Ketua Hiswana Migas Malang, Yusuf Hermana, mengatakan, penurunan konsumsi jenis Pertamax, karena masyarakat cenderung memilih Premium karena harganya cukup rendah.

“Karena harga lebih murah, konsumen bakal memilih Premium dari pada Pertamax,” kata Yusuf, beberapa menit lalu.

Ditambahkan, penurunan konsumsi Pertamax akan banyak terjadi di SPBU luar Kota Malang, utamanya wilayah perbatasan antara Kota dan Kabupaten Malang.

Pada sejumlah SPBU, sudah terlihat tingkat konsumsi Pertamax menurun 5 persen.

“Kalau SPBU di dalam kota, kendati turun, namun tidak banyak, karena mengikuti kemampuan ekonomi masyarakat,” tuturnya.

Ia mencontohkan, SPBU di Singosari, Kabupaten Malang, konsumsi Pertamax turun sebesar 100-200 liter per hari pasca penaikkan.

Penurunan konsumsi masih di kisaran 5-15%, karena harga Pertamax masih di bawah Rp 10.000 per liter.

Naiknya harga Pertamax diprediksi diikuti juga naiknya harga Premium, jika bahan bakar jenis RON 88 itu masih mengacu pada harga minyak dunia.

“Jika harga Premium tetap, tentunya akan lebih banyak pengguna Pertamax yang beralih ke Premium,” ujarnya.

Selain itu, jika harga minyak dunia naik, maka harga Premium besar kemungkinan ikut naik dalam waktu dekat.

Seperti diketahui, harga Pertamax mengalami penaikan sebesar Rp 200 per liter, dari Rp 8.600 per liter menjadi Rp 8.800 per liter sejak Jumat (1/5) lalu.

Assistant Manager External Relation Pertamina MOR V, Heppy Wulansari, mengatakan, tingkat migrasi Pertamax ke Premium pasca penaikkan, sejauh ini belum menonjol.

“Dampak migrasi memang belum begitu terlihat. Kita baru bisa mengetahuinya satu atau dua pekan mendatang,” kata Heppy.