JATIMTIMES - Taman Rekreasi Kota (Tarekot) Malang saat ini sudah tidak beroperasi. Pasalnya, taman yang juga biasa disebut taman wisata rakyat (Tawira) ini sekarang sudah tidak memiliki pengelola. Keberadaannya hanya merupakan aset milik Pemerintah Kota (Pemkot) Malang.
Kepala Bagian (Kabag) Umum Kota Malang Yani Prasetyo mengatakan, dulunya pengelolaan Tarekot berada di kewenangan unit pelaksana teknis (UPT). Namun UPT tersebut kini telah dibubarkan.
Pembubaran UPT Tarekot ini juga dilakukan bersamaan restrukturisasi organisasi Pemkot Malang. Di mana selain UPT yang mengelola Tarekot juga ada 10 UPT lain yang dibubarkan.
"Dulu pengelolaannya ada di UPT Tarekot di bawah Disporapar. Kemudian kena regulasi, UPT nya harus dibubarkan hasil evaluasi provinsi," ujar Yani.
Saat ini, aset Tarekot tercatat di Bagian Umum Pemkot Malang. Namun pihaknya hanya memiliki wewenang untuk melakukan pemeliharaan atau perawatan saja dan tidak punya wewenang untuk operasionalnya.
"Jadi kami hanya memelihara saja. Ibarat bus tanpa pengemudi, kami hanya berwenang merawat saja, tidak dengan menjalankannya," imbuh Yani.
Sedangkan perawatan yang dilakukan Bagian Umum Kota Malang saat ini, hanya sebatas soal kebersihan hingga pengisian air kolam. Namun dia menegaskan bahwa kolam di Tarekot dilarang untuk digunakan.
Menurutnya, dalam kondisi saat ini penggunaan kolam renang di Tarekot dinilai terlalu berisiko jika terjadi sebuah insiden atau hal yang tak diinginkan. Apalagi saat ini Tarekot tak memiliki pengelola.
"Kolam tetap kami isi air, tapi orang tidak boleh berenang. Karena kalau ada apa-apa risikonya di kami. Anak-anak kecil biasanya kan renang di situ. Kalau tenggelam kayak kemarin yang dituntut kami. Jadi sekarang ditutup total," jelas Yani.
Beberapa tahun lalu, keberadaan Tarekot disambut begitu baik oleh masyarakat. Sebab keberadaannya dapat menjadi wisata alternatif yang cukup terjangkau oleh masyarakat. Sebab dulunya, di Tarekot ada beberapa satwa yang dipelihara. Hal itu cukup membuat pengunjung merasa terhibur. Sementara untuk kolam renang, areanya masih ada di bawah.
Namun saat ini, akibat kondisi tersebut beberapa satwa yang ada menjadi berkurang. Dan sehari-harinya, lokasi tersebut cenderung dipadati oleh kendaraan parkir. "Kami juga tidak tahu ke depan Tarekot ini akan dijadikan seperti apa. Tentu pimpinan yang menentukan apa langkah selanjutnya," pungkas Yani.