JATIMTIMES - Aksi gantung syal yang dilakukan Aremania pasca tragedi Kanjuruhan disinyalir adalah bentuk peringatan klub sepak bola agar berbenah. Hal tersebut disampaikan oleh Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali.
Pasca tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu, diketahui Aremania melakukan berbagai aksi untuk merespon kasus yang telah menewaskan sebanyak 135 korban jiwa tersebut. Salah satunya adalah pensiun dari tribun penonton dengan ditandai aksi menggantung syal.
Aksi gantung syal tersebut dilakukan di sejumlah fly over atau jembatan penyebrangan di Kota Malang, salah satunya di Jalan Ahmad Yani, Blimbing. Sepanjang tiang jalur penyebrangan tersebut syal Aremania bergantungan.
Akmal Marhali menuturkan bahwa aksi Aremania ini sedikit menunjukkan peringatan bagi klub sepakbola agar dapat berbenah diri. Karena bagaimanapun, klub sepak bola membutuhkan supoter.
“Aksi ini akan membuat klub-klub akan lebih aware terhadap suporter. Bagaimana mereka bisa mengembalikan kepercayaan suporter lewat sistem keamanan dan keselamatan yang diperbaiki,” ujar Akmal.
Menurut Akmal, jika sistem keamanan dan kenyamanan suporter dapat diperbaiki oleh klub dan federasi dalam hal ini PSSI, tentunya kepercayaan dari penonton akan didapatkan.
“Kalau mau memperbaiki sistem keamanan dan keselamatan. Suporter pasti akan kembali. Indsutri sepakbola sangat tergantung kepada stadion yang disajikan,” ungkap pria yang juga tergabung dalam TGIPF itu.
Akmal pun tak hanya menyebut satu atau dua klub di Indonesia, bahkan ia menyarankan semua tim di persepakbolaan nasional dapat memperbaiki tata kelolanya. Sehingga tragedi Kanjuruhan tidak terulang kembali.
“Semakin adanya faktor trust, ada akuntabilitas, transparansi dalam pengelolaan klub-klub sepakbola maka semakin besar danpaknya terhadap industri sepakbola nasional,” tegas Akmal.