Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Petugas Diduga Membuka Pintu Tribun Penonton Sebelum Adanya Kericuhan Kanjuruhan

Penulis : Ashaq Lupito - Editor : Redaksi

02 - Oct - 2022, 22:47

Suasana kericuhan di Stadion Kanjuruhan. (Foto: Dokumen JatimTIMES)
Suasana kericuhan di Stadion Kanjuruhan. (Foto: Dokumen JatimTIMES)

JATIMTIMES - Jatim Times berkesempatan mewawancarai salah satu saksi kunci dalam kejadian kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10/2022).

Ketika ditemui awak media, Sanjoko menjelaskan secara gamblang kronologi kejadian maut yang terjadi paska Arema FC ditumbangkan tamunya yakni Persebaya Surabaya, dengan skor akhir 2 - 3.

"Jadi kami belum salahkan siapa-siapa, tapi nantikan waktu sebelum kejadian itukan CCTV atau apa yang menyorot di mana waktu kejadian, bisa diklarifikasi dengan pernyataan saya gimana waktu di Stadion," katanya Minggu (2/10/2022) malam.

Menurutnya, kericuhan bermula akibat adanya dua oknum suporter yang meminta untuk masuk ke lapangan, sesaat setelah laga berakhir. "Dari waktu awal (kronologi kejadian) ada dua orang yang katanya mau foto setelah akhir pertandingan. Mau foto sama pemain Arema katanya," ucapnya.

Mengetahui hal ini, Sanjoko dan kawan-kawan sempat melarang petugas membukakan pintu pembatas tribun tersebut. "Kami bilang sama salah satu petugas, cuman kita sudah tidak ingat, tapi bisa di cek mungkin di kamera pas jam itu. Kami bilang 'jangan Pak, ini suasananya gak enak. Kita habis kalah dari Persib habis itu dari Persebaya. Memang kita terima, tapikan ini rasa kecewa pasti ada. Nanti takutnya memicu yang lain itu, yang sudah lempar-lempar (benda ke stadion)," jelasnya.

Meski sudah dicegah, namun petugas terkesan tidak berdaya dan hanya bisa pasrah lantaran terus di desak oleh dua orang oknum suporter, yang memaksa masuk ke dalam stadion tersebut. "Akhirnya mereka (dua oknum suporter) maksa, kemudian dibukalah sama petugas, lantas dua orang ini masuk," paparnya.

Mengetahui dua oknum tersebut diperkenankan masuk, Sanjoko akhirnya turut ijin kepada petugas untuk diperkenankan masuk ke dalam stadion. Tujuannya untuk mengambil beberapa atribut Arema seperti bendera dan spanduk.

"Kalau gitu saya mohon izin, mau ambil bendera saja. Kita turun, ikut turun untuk ambil bendera yang arah selatan, kita ambil," paparnya.

Kenyataannya, dua oknum yang mendahului masuk ke dalam stadion tersebut, tanpa sebab yang jelas justru dianggap sebagai provokator. "Di situ yang dua anak (suporter) tadi yang katanya mau foto itu, ternyata bukan foto. Tidak tahu penangkapan pemain Arema gimana, dia mendekat pemain Arema (sambil, red) lari. Kita lihat dari kejauhan, terus bentrokan sama petugas," paparnya.

Hal itulah yang menurut Sanjoko memicu terjadinya kericuhan. Mengetahui adanya kejadian tersebut, Sanjoko menginstruksikan kepada rekan-rekannya untuk segera mengemasi bendera dan bergegas keluar stadion.

"Nah disitu pemicunya, yang dari tribun timur, tribun skor naik semua (ke stadion). Disitu sudah tidak terkendali, tapi kami instruksikan untuk teman-teman kami agar jangan ikut masalah itu. Dari awal kami sampaikan jangan ikut, ayo kembali ke atas kemasi bendera. Kita tidak bertempur antar suporter, memang dari awal di instruksikan begitu. Kita kembali kesana (tribun), kemudian yang perempuan dan lainnya dari golongan kami, saya minta segera keluar. Takutnya terjadi apa-apa," imbuhnya.

Mirisnya, tidak lama setelah kejadian tersebut, Sanjoko mengaku mendengar suara tembakan gas air mata yang di duga dilontarkan oleh aparat keamanan.

"Perkiraan estimasi sekitar tiga menit, kami hendak keluar gerbang, tapi belum dibuka itu gerbang daruratnya. Tidak lama setelah itu, ada tembakan gas air mata ke arah tribun. Tapi setelah itu untungnya kita bisa lolos, setelah itu kejadiannya sudah tidak faham di dalam seperti apa," timpalnya.

Sebagaimana yang sudah diberitakan, data dari berbagai otoritas terkait, sampai dengan saat ini terkonfirmasi ada sebanyak 174 korban yang dinyatakan meninggal dunia. Data tersebut hanya bersifat sementara dan bisa berubah sewaktu-waktu. Mengingat saat ini pihak terkait masih terus melakukan pendataan lebih lanjut.


Topik

Peristiwa


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Ashaq Lupito

Editor

Redaksi