JATIMTIMES - Ada keyakinan di masyarakat bahwa jangan menikah di bulan Safar dan bulan kapit atau bulan Dzulqaidha karena diyakini sebagai bulan kesengsaraan.
Di bulan tersebut masyarakat biasanya dilarang untuk melakukan sebuah hajat seperti pernikahan dan memulai usaha.
Kepercayaan tersebut sudah sangat kental di masyarakat. Yakni jika ada yang melakukan hajat di bulan-bulan tersebut, dipercaya akan dimulainya kehidupan yang sangat sengsara.
Dikutip dari Instagram @buyayahya_albahjah, Ustaz Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya menjelaskan bahwa menikah di bulan Safar dan bulan kapit atau bulan Dzulqa'idha hukumnya adalah boleh.
"Boleh kok menikah di bulan Safar dan bulan kapit atau bulan Dzulqaidha, asal jangan menikah dengan saudaramu," ucap pengasuh Ponpes Al Bahjah Cirebon ini.
Lebih lanjut, Buya Yahya menyampaikan bahwa menikah itu adalah hal baik dan dalam pelaksanaannya jangan ditunda-tunda. Selain itu, Buya Yahya menegaskan bahwa tidak ada bulan sengsara maupun celaka.
"Menikah itu baik. Jangan ditunda-tunda. Lagian tidak ada bulan kesengsaraan ataupun celaka," jelasnya.
Buya Yahya juga memberikan arti mengenai bulan kapit atau kejepit. Menurut Buya Yahya, bulan kejepit adalah bulan berkah dan kita harus meyakini hal itu.
"Kita artikan bulan kejepit adalah bulan berkah. Tidak usah meyakini hal-hal yang tidak baik," ujarnya.
Buya Yahya juga menegaskan bahwasanya semua hari itu baik dan semua bulan itu baik dan berkah. "Jangan percaya dengan hari sengsara. Tidak ada hari sengsara. Nikah, nikah secepatnya," tegasnya.
Buya Yahya menjelaskan bahwa hari nyungsep adalah hari saat kita melakukan maksiat. Sedangkan hari sengsara adalah hari ketika kita melakukan kedzaliman.