JATIMTIMES - Kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang diotaki mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo melebar ke mana-mana. Saat ini sebuah bagan mengenai 'Kaisar Sambo dan Konsorsium 303' beredar di media sosial.
File bagan tersebut memperlihatkan Irjen Ferdy Sambo dan polisi lainnya yang disebut terlibat pembekingan sejumlah kasus, seperti judi online dan prostitusi.
Terdapat sejumlah nama jenderal dan perwira polisi berpangkat kombes, AKBP, maupun Kompol disebutkan dalam bagan itu Bahkan, dalam bagan tersebut, juga disebut jelas nama-nama polisi yang diduga terlibat dalam Konsorsium 303.
Ada nama mantan Kapolda Jatim yang kini menjadi Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, Kapolda Jatim saat ini Irjen Nico Afinta, Dirsidik Densus 88 Brigjen Pol Herrry Heryawan, Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra. Kemudian ada Irjen Pol Adi Deriyan Jayamarta yang juga mantan kapolres Malang pada 2012.



Selain nama-nama jenderal, masih banyak lagi perwira yang disebutkan. Antara lain Kombes Pol
John Weynart Hutagalung, Kabid PropamPolda Jatim Kombes Taufik Herdiansyah Zeinardi, dan AKBP Jerry Raymon Siagian.
Bukan hanya itu. Sejumlah nama sipil juga disebutkan terlibat dalam Konsorsium 303, seperti Tom Liwafa dan Stevenndu yang banyak dikenal merupakan crazy rich Surabaya. Selain itu, ada nama Yoga Susilo, seorang pemilik hotel Pullman di Bali.
Dalam bagan itu, juga dijelaskan peran masing-masing polisi dan hingga bagaimana dan ke mana proses uang mengalir.
Di bagan, dijelaskan bahwa Ferdy Sambo dikenal dengan sebutan "Kaisar Sanbo". Dinarasikan bahwa Ferdy Sambo mendapatkan uang setoran Rp 1,3 triliun.
Bahkan, bagan tersebut menyinggung pula soal pemilihan presiden (pilpres). Yakni disebutkan bahwa FS (Ferdy Sambo) bersama dengan Irjen Suwondo Nainggolan dan Irjen Adi Deriyan memimpin operasi capres (calon presiden) potensial. Mereka mendukung calon RI 1 sampai menjadikan FS sebagai Kapolri di 2024 sehingga Konsorsium 303 tetap berjalan aman.
Munculnya bagan itu menimbulkan pembicaraan luas. Apalagi, sebelum viralnya bagan Konsorsium 303 ini, Menko Polhukam Mahfud MD sempat menyentil Ferdy Sambo yang kedudukannya seperti bintang 5 di Polri dan seperti memiliki “kerajaan” di institusi keamanan itu.
"Kasus ini begitu sensitif dan rumit karena sebenarnya yang dihadapi itu petinggi Polri yang kalau dihitung bintangnya itu seperti bintang 5," kata Mahfud MD seperti dalam wawancaranya yang diunggah pada YouTube Official iNews (18/8/2022).
Pengamat politik Rocky Gerung juga menyinggung bagan yang menghebohkan tersebut. Gerung secara tegas mengingatkan pihak kepolisian untuk bisa mengklarifikasi bagan yang beredar tersebut. Sebab, tanpa adanya klarifikasi resmi, masyarakat akan mengangap bagan yang beredar adalah asli.
“Selama tidak ada peta yang lain, publik akan menganggap ini peta yang benar,” ujar Rocky Gerung lewat akun YouTube Rocky Gerung Official pagi ini, Kamis (18/8).
Sedangkan Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menduga bagan informasi yang tersebar ini berasal dari internal Polri yang berseberangan dengan Sambo. Ia juga menilai bagan yang dibuat mirip seperti informasi yang dibuat kepolisian. Bagan ini dibuat begitu lengkap dan terperinci.
"Menurut saya, ini dari kelompok dalam internal Polri, yang berlawanan dengan Ferdy Sambo. Bertujuan menggusur Ferdy Sambo dan kawan-kawan dari posisi elit Polri," ucap Sugeng dikutip dari media Indonesia, (19/8/2022).
Sugeng menilai Tim Khusus (Timsus) Polri harus menindaklanjuti informasi tersebut dan membuka ke publik. Jika benar terbukti, Polri harus mengambil langkah yang tegas.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dinilai harus turun tangan dan membenahi institusi yang dipimpinnya. "Itu tugas Kapolri membenahi anggota dan institusinya. Akan tetapi, harus tetap profesional dan mengedepankan prinsip hukum," imbuhnya.
Bagaimana tanggapan Polri? Dilansir dari Kompas TV, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menegaskan pihaknya memilih untuk mengabaikan isu yang berkembang mengenai kekaisaran Irjen Ferdy Sambo dan Konsorsium 303 di lingkup Polri.
Irjen Dedi menyatakan Polri saat ini tengah fokus untuk menuntaskan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.