Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Kesehatan

Berikut 7 Cara Mencegah Kanker Serviks yang Harus Diketahui, Salah Satunya Gaya Bercinta

Penulis : Desi Kris - Editor : Lazuardi Firdaus

23 - Jun - 2022, 09:26

Ilustrasi (Foto: Noticias de Bariloche)
Ilustrasi (Foto: Noticias de Bariloche)

JATIMTIMES - Pengelolaan gaya hidup, skrining, hingga vaksinasi bisa menjadi cara untuk mencegah kanker serviks. Kanker serviks atau leher rahim merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak kedua diderita perempuan di Indonesia. 

Bahkan, kanker serviks termasuk penyakit yang mematikan. Mengutip dari laman Verywell Health, hingga 93 persen kanker serviks bisa dicegah, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat. 

Kanker serviks disebabkan karena kelainan pada sel-sel serviks yang biasanya berkembang perlahan seiring waktu. Hampir selalu kanker serviks disebabkan oleh infeksi menular seksual dari jenis human papillomavirus (HPV) berisiko tinggi. 

HPV ini dikaitkan dengan 99 persen dari kasus kanker serviks, menurut WHO. Infeksi HPV bisa terjadi melalui:

- Kontak kulit ke kulit di area genital 
- Seks vaginal, anal, atau oral 
- Berbagi mainan seks

Beberapa cara untuk mencegah kanker serviks yang bisa dilakukan oleh para kaum wanita meliputi:

1. Tidak berganti-ganti pasangan seksual 

Mengutip Verywell Health, memiliki banyak pasangan seksual bisa meningkatkan risiko terkena HPV dan penyakit menular seksual lainnya. Tidak berganti-ganti atau hanya memiliki satu pasangan seksual bisa menjadi cara pencegahan kanker serviks, meski tidak menghilangkan keseluruhan kemungkinan Anda terkena penyakit tersebut. 

2. Menggunakan kondom 

Menggunakan kondom yang konsisten dan benar ternyata juga bisa menjadi cara pencegahan kanker serviks selanjutnya. Sebab, kondom bisa memberikan perlindungan dan mengurangi kemungkinan penyebaran infeksi HPV, penyebab kanker serviks. 

Sebagai informasi, HPV menyebar melalui kontak kulit ke kulit di area genital. Namun, kondom tak memberikan perlindungan penuh terhadap infeksi HPV, karena kontak dengan virus masih bisa terjadi. 

3. Tidak merokok 

Tidak m1erokok juga bisa mengurangi risiko terkena kanker serviks, meski merokok tidak terkait dengan infeksi HPV. Merokok menghabiskan fungsi kekebalan tubuh secara keseluruhan, yang biasanya membantu Anda untuk melawan virus seperti HPV dan kanker. 

Wanita yang merokok 2 kali lebih mungkin terkena kanker serviks dibandingkan bukan perokok. Racun dalam rokok bisa merusak atau mengubah DNA sel, menyebabkan tumor mulai berkembang. 

Studi 2019 menemukan bahwa perokok pasif dan memiliki pasangan seksual yang merokok bisa berkontribusi pada risiko kanker serviks. Nikotin dan zat lain dalam tembakau bisa masuk ke leher rahim melalui air mani. 

Bahkan bisa mengganggu sistem kekebalan dan kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri melawan kanker.

4. Menjaga asupan makanan sehat 

Penelitian menunjukkan bahwa makan makanan sehat, menjaga berat badan yang sehat, dan aktivitas fisik teratur, bisa mengurangi risiko kanker serviks. Hal itu kemungkinan disebabkan oleh fakta bahwa gaya hidup sehat mengoptimalkan fungsi sistem kekebalan tubuh dan mengurangi dampak perubahan yang memicu kanker dalam tubuh.

Selain itu, sebuah studi penelitian dari Amerika Selatan menunjukkan bahwa kurkumin, rempah-rempah dengan sifat antioksidan, bisa menghambat kanker serviks dalam pengaturan penelitian. 

Antioksidan merupakan zat alami yang bisa diperoleh dari beberapa jenis makanan (khususnya buah dan sayuran) yang dapat membantu menangkal radikal bebas di dalam tubuh yang menjadi pemicu perkembangan kanker. 

Namun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat kurkumin untuk mencegah kanker serviks. Komponen makanan yang bisa melindungi diri dari HPV dan kanker serviks yaitu:

- Antioksidan, seperti vitamin A, C, dan E, dalam buah-buahan dan sayuran, polifenol, flavonoid, likopen, dan sulforaphane dalam makanan nabati dan teh 
- Folat, kalsium, dan vitamin D, kacang-kacangan dan polong-polongan.

6. Vaksinasi HPV 

Vaksinasi HPV bisa sangat mengurangi risiko dan menjadi cara pencegahan kanker serviks. Ada sejumlah jenis virus HPV yang berbeda dan vaksinasi menargetkan mereka yang memiliki risiko terbesar terhadap kanker serviks. 

Infeksi HPV 16 dan 18 mewakili sekitar 70 persen dari semua kasus kanker serviks, serta tingginya tingkat kanker dubur, penis, dan kepala dan leher. 
Sedangkan, 20 persen kasus kanker serviks lainnya terkait dengan HPV 31, 33, 34, 45, 52, dan 58. Virus HPV tambahan yang terkait dengan kanker serviks termasuk HPV 35, 39, 51, 56, 59, 66, dan 68. 

Strain HPV risiko rendah, yaitu 6 dan 11 biasanya tidak menyebabkan kanker, namun bisa menyebabkan perkembangan kutil kelamin. Vaksinasi HPV sendiri direkomendasikan kepada semua orang di bawah usia 26 tahun, terutama praremaja berusia 11-12 tahun. 

Mereka mungkin akan diberikan 2-3 dosis, tergantung usia mereka. Meskipun dokter biasanya tak merekomendasikan vaksin untuk mereka yang berusia lebih dari 26 tahun, beberapa orang berusia 27-45 tahun bisa memilih untuk mendapatkan vaksin setelah berkonsultasi dengan dokter.

7. Melakukan pemeriksaan rutin 

Melakukan pemeriksaan rutin dengan ahli atau spesialis adalah salah satu cara pencegahan kanker serviks yang penting, bahkan jika Anda tidak memiliki gejala. Gejala umum dari kanker serviks yang sering disepelekan, yaitu gatal, pendarahan, atau ketidaknyamanan di area vagina. 
Padahal, itu bisa menjadi tanda awal HPV, kanker serviks, atau penyakit menular seksual lainnya. Pemeriksaan yang biasanya dilakukan untuk mencegah kanker serviks adalah: 

1. Pap smear 

Pap smear merupakan tes skrining yang bisa mendeteksi sebagian besar perubahan serviks yang terkait dengan perkembangan kanker, memungkinkan pengobatan lebih dini saat tingkat keberhasilan lebih tinggi. 

Mengutip Medical News Today, seorang profesional kesehatan akan menggunakan alat yang disebut spekulum untuk melebarkan vagina dan kemudian menggunakan swab untuk mengambil sampel dari serviks. Mereka akan mengirim sel ke laboratorium untuk kemudian akan dianalisis.

2. Tes HPV 

Tes HPV primer adalah tes yang memeriksa secara khusus untuk jenis HPV risiko tinggi yang terkait dengan kanker serviks. Tes HPV ini bisa mengungkapkan perubahan sel yang dapat menyebabkan kanker serviks. 

Tes ini memberi dokter kesempatan untuk mengatasi sel abnormal sebelum berkembang lebih lanjut. Menurut pedoman pada 2020, tes HPV saja atau kombinasi tes HPV dan Pap smear direkomendasikan setiap 5 tahun dimulai pada usia 25 tahun dan berlanjut hingga usia 65 tahun (selama tidak memiliki kelainan hasil). 


Topik

Kesehatan


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Desi Kris

Editor

Lazuardi Firdaus